Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Alasan Polisi Istimewakan Orang Timur di Jogja


CAHYOGYA.COM - Media berita aneka tips dan pengetahuan baru terlengkap. Artikel ini di terbitkan bukan bermaksut SARA. Hanya share saja apa yang terjadi di Jogja saat ini. Agar yang belum jelas tentang hal ini bisa lebih tau alasan yang sebenarnya dan agar pihak berwenang membuka mata bahwa hukum tidak pandang bulu. Dan bagi mereka yang merasa supaya introspeksi diri, patuhi aturan yang berlaku dan hormati kearifan lokal. Dimana kaki dipijak disitu langit dijunjung.

Buat temen-temen di Jogja apakah sering melihat apa yang saya lihat? Selama tinggal di Jogja saya sering melihat orang-orang dari kawasan timur indonesia baik dari Papua, Timor dan NTT ( Bukan rasis ini lho yaaa) Saya yakin yang terlibat disini hanya oknum semata yang terpengaruh dengan komunitas tertentu. Mereka hilir mudik naik motor di jalan-jalan protokol di Jogja tidak pernah pakai helm, bahkan berboncengan pun dua-dua nya tidak pake helm. Dan aneh nya polisi tampak nya seperti tidak punya nyali menangkap mereka, ataupun ,menilang mereka. Takut atau gimana nih? Bahkan jelas-jelas didepan pos polisi mereka petentengan lewat dan polisi diam saja.

Alasan Polisi Istimewakan Orang Timur di Jogja


Coba orang lokal yang nggak pake helm dan lewat depan mereka, dengan sigap polisi-polisi ini mengejar dan di tilang. Bahkan pakai helm pun masih aja kadang kesalahan-kesalahan kecil mereka kejar tanpa ampun ditilang dipinggir jalan.

Kenapa orang-orang ini seakaan kebal dari hukum lalu lintas? Polisi jogja ga punya nyali atau gimana?

Be;um lama, sebelum saya tulis artikel ini, saya lagi nongkrong di Circkle K di depan ada pos polisi. Tiba-tiba datang orang dari indonesia timur dua orang berboncengan dan lagi TANPA HELM! Masuk dan tidak berbelanja apa-apa. Setelah saya tanya ke penjaga toko ternyata mereka cuma mengambil uang 'jatah' alias PUNGLI! 

Kembali Polisi yang ada di pos pura-pura ga lihat dan main HP! Betul-betul hebat orang-orang ini.

Maaf sekali lagi ini bukan thread sara atau memojokkan etnis tertentu. Cuma saya minta hukum jangan pandang bulu Pak Polisi! Bukankah anda digaji dari semua uang rakyat indonesia? jangan pilih-pilih kalau mau tegakkan hukum. 

Monggo yang di Jogja yang pernah melihat hal serupa bisa sharing disini. Berikut ini tanggapan dari salah satu sahabat #CahYogya mengenai masalah orang-orang yang kebanyakan melanggar tata-tertib lalu lintas ini:

TANGGAPAN PARA PENDATANG

Saya sudah lama di Jogja +/- 7 Tahun, & menyaksikan hal seperti itu udah biasa, bukan bermaksud membiarkan, tapi pernah dengar dari teman Polisi, mereka malas mencari urusan dengan "manusia" macam mereka karena mereka cenderung pendendam, jadi saat Polisi melakukan penertiban maka di lain waktu besar kemungkinan mereka membalas ke personal anggota yang menertibkan, n pasti dengan cara yang tidak manusiawi....

Gue juga malas mencari urusan dengan mereka, tenangkan diri, sabar lan nrimo kahanan, mereka terbiasa hidup di hutan dengan peraturan "hutan", maaf bukan bermaksud rasis, tapi mayoritas mereka punya sikap yang kurang menyenangkan bahkan mengganggu ketenangan...

Silahkan di cek, untuk daerah kampus, hampir mayoritas para pemilik kos semakin kurang welcome dengan mereka, yang ngekos 1 (otomatis bayar 1) yang nempatin se "teman bermain"

Itulah mengapa muncul keadaan beberapa warga Jogja cenderung mendukung Kopasus pada kasus Cebongan, mereka muak dengan "manusia2" gak tau diri ini

polisi bukanny takut gan. itu karena sultan kita memang memberi hak khusus pada orang timur ntah ada kerjasama apa ane jg gak tau. kmrn di kantor tante ane di daerah malioboro di satroni gerombolan pace, mereka minta uang. dan keamanan lgsg telp polisi katany suruh ngawasi aja kalo udah bikin ribut yg bener2 parah baru akan turun. trus tmn ane jg pernah tanya ke polisi lgsg knp ko gak nilang pace jawabny "lah jogja pengen aman ora"


RESPON PIHAK SATLANTAS YOGYAKARTA



Saya telah mention di twitter akun Satlantas Yogyakarta ( @korlantas ) Mempertanyakan hal tersebut, Dan mereka mengirim email respon sebagai berikut :

Selamat pagi, melanjutkan pertanyaan rekan di twitter, berikut sedikit kami jelaskan mengapa terkesan ada "perbedaan" penegakkan hukum kepada mahasiswa papua yang berada di wilayah DIY. 

Sebenarnya POLRI dalam hal ini jajaran DIT Lantas Polda DIY maupun Sat Lantas jajaran selalu ingin menegakkan hukum tanpa pandang bulu, tapi menilik dari beberapa kejadian sebelumnya yang berkaitan dengan mahasiswa papua, maka pimpinan mengambil kebijakan untuk selektif dalam menindak mereka, selektif dalam artian jika berpotensi menimbulkan kributan, oleh petugas cukup diperingatkan saja, tidak sampai ditilang. Hal ini untuk meminimalisir kejadian yang nanti efeknya akan membuat kondusifitas wilyah DIY pada khususnya dan Indonesia pada umumnya dapat terjaga.

Beberapa contoh penindakan terhadap mahasiswa papua yang menimbulkan keributan adalah kejadian di simpang 4 Kentungan, saat itu petugas menghentikan orang papua yang mabuk dan menerobos lampu merah, setelah ditindak petugas, puluhan mahasiswa papua yang merupakan teman dari tersangka datang ke pos polisi dan melakukan perusakan, yang kedua di jembatan janti pernah juga petugas menilang mahasiswa papua, malamnya kembali puluhan komunitas papua mendatangi Polsek Depok Barat dan melakukan perusakan, kejadian yang paling terakhir, minggu lalu ada seorang mahasiswa papua menabrak becak di Sp. 4 Tugu, kemudian pelaku memukuli tukang becaknya, kemudian petugas polantas dan PM (Polisi Militer) yang sedang berjaga bermaksud melerai, tapi malah mendapat serangan (meski ditangkis petugas) dari pelaku, dan ketika berhasil diamankan dan diserahkan ke petugas reserese, pelaku tidak lama kemudian dilepas kembali, bahkan petugas polantas yang pertama melerai dan mendapat serangan tersebut oleh kesatuan terkesan "disalahkan" atas kejadian tersebut. Mungkin anda bertanya mengapa pelaku perusakan kemudian tidak ditangkap? Kembali lagi belajar dari pengalaman terdahulu, ketika ditangkap mereka akan kembali datang dengan jumlah yang lebih banyak untuk melakukan keributan, dan jika petugas nanti bertindak tegas/represif, hal ini akan menjadi "senjata" bagi mereka untuk mengangkat hal tersebut ke dunia Internasional, khususnya kepada Negara-negara yang menjadi basis komunitas OPM (Organisasi Papua Merdeka). Perlu diketahui, kebanyakan mahasiswa papua yang berada di wilayah DIY, khusunya yang tinggal di asrama adalah simpatisan OPM, bisa anda buktikan jika mereka melakukan demo pasti semua membawa pernik/aksesoris berciri bendera bintang kejora, yang merupakan bendera OPM. Hal inilah yang bahkan oleh Gubernur DIY ditekankan kepada jajaran Polda DIY untuk bijak ketika menghadapi komunitas papua yang berada di wilayah DIY. Kejadian penyerbuan di kampung Pingit serta di Babarsari beberapa waktu lalu juga menjadi atensi Gubernur DIY yang notabene merupakan Raja dari Kraton Yogyakarta Hadiningrat.

Dari penjelasan diatas bisa kami sampaikan kepada rekan-rekan, bahwa selain kepastian hukum dan keadilan hukum, langkah yang kami ambil ini adalah salah satu contoh dari kemanfaatan hukum. Penegakan hukum akan tidak bermanfaat jika setelahnya malah akan terjadi keributan/kerusuhan dan akan menimbulkan masalah yang lebih besar.

Demikian sedikit yang bisa kami sampaikan, kurang lebihnya kami mohon maaf yang sebesarnya, semoga rekan-rekan bisa mengerti dan memaklumi, Terima kasih. 

Capture balasan email berikut nya :

Alasan Polisi Istimewakan Orang Timur di Jogja



TANGGAPAN DARI MAHASISWA ASAL PAPUA

Biar infonya lengkap setelah saya cari tanggapan dari warga pendatang, dari pihak berwenang (satlantas polda DIY) saya juga sertakan tanggapan dari perwakilan orang timur sendiri, berikut ceritanya.

Jadi gini gan ane jelasin, ane orang timur, ane juga pernah tinggal di bandung dan jogja.. sekarang ane tinggal di Jayapura. Jadi mereka itu yang suka membuat onar rata-rata mereka itu pola pikirnya belum maju dan masih kampungan, ane ngomong jujur ni gan. Ane juga resah dan tidak nyaman dengan kalakuan seperti itu..
mereka rata-rata adalah orang yang dari daerah pedalaman dan merantau ke luar papua. nah mereka pade kaget2 nih sama kehidupan kota. secara ni ye di papua nih kan belum pada merata kehidupan modernnya.. palingan dari daerah Jayapura, Sorong, Manokwari, Timika yang dah pade mengerti dengan kehidupan modern jadi gak kaget2 tuh sama kehidupan di kota besar lainnya. nah rata2 mereka itu datang selain dari kota-kota tersebut yg tadi ane sebutin..

Jangankan di kota Jogja mas, di Jayapura sini juga sama aja. kalau lagi mabok waduh hancur dah lalu lintas, pada gak bisa diatur, egonya pade tinggi semua..

tapi tidak semua kok mas, banyak temen-temen ane yang pada kuliah disana (dibiayai pemerintah (beasiswa) yang memang mengemban tanggung jawab besar sebagai mahasiswa dari papua yang ingin maju.. mereka serius. kelakuan-kelakuan kampungan ditinggalin dan bersedia menerima resiko. Tidak jarang juga kita orang timur disana selalu kena "bully".. tapi kita menanggapi dengan dingin karena kita punya visi dan misi yang jelas.. kita ingin belajar dan kembali membangun Papua. Jujur aje ane juga salah satunya, tpi ane mah enjoy aja.. toh nanti kita lihat siapa yang sukses..

jadi saran ane, janganlah saling mem'bully' satu sama lain.. meskipun kami (Papua) berbeda ras dengan kalian, tapi kamu adalah satu, kami Indonesia.

Itulah alasan mengapa di Jogja khususnya, warga timur sering melakukan pelanggaran lalu lintas dan tidak di tindak tegas oleh Polisi. Kita harusnya mulai sekarang sadar dan memaklumi tindakan saudara-saudara kita dari timur seperti apa yang disampaikan diatas "Meskipun mereka (Papua) berbeda ras dengan kita, tapi kita adalah satu, kita Indonesia." Jadi yang masih punya anggapan negative saya kira tulisan ini sudah cukup untuk menjawab pertanyaan kita tentang keadilan hukum bagi saudara kita dari timur. Hukum/aturan sejatinya dibuat untuk mengatur kenyamanan orang banyak, tapi ketika Hukum itu ditegakkan namun malah menimbulkan ketidaknyamanan dan efek bola salju bagi seluruh masyarakat sebaiknya dilakukan perlakuan khusus / pengecualian dan itu ada dalam undang-undang.

Salam damai dari Yogya Untuk Indonesia.


Update News By : @CAHYOGYACOM

SOURCE: https://web.archive.org/web/20140815031944/http://www.kaskus.co.id/thread/5316d243c1cb17db7c8b45f1/jogja-apakah-polisi-takut-dengan-orang-orang-ini

21 comments for "Alasan Polisi Istimewakan Orang Timur di Jogja"

  1. Hmm, bener ini om. Ane 10 tahun di Jogja ngerasain juga hal semacam itu.

    Bahkan pernah ada pace mabuk dua orang, jatuh didepan tukang soto, lalu tukang sotonya nolongin. Ehh, malah tukang sotonya dipukulin. :|

    Memang nggak semua pace sih. Tapi kalau belum kenal mending hindari -_-

    ReplyDelete
  2. Berarti ini merupakan sebuah tindak pembiaran ya.

    ReplyDelete
  3. biar adil dan enak ya samakan saja semua yg di jogja kayak org papua, sekalian jogja jadikan bebas helm kan adil

    ReplyDelete
    Replies
    1. lah iso modar mas/mbak kalo gak pake helm.

      Delete
  4. Kasihan Saudara2 kita yg tujuannya benar2 mau kuliah, berusaha menjadi orang baik di negeri orang pasti kena imbasnya juga, karena semua disamaratakan, tapi tidak semua kita seperti itu, karena orang2 seperti itu adalah mereka yg dangkal pemikiran, tingkat pendidikan yg rendah, pola pikir sempit, yg hanya mementingkan ego pribadi maupun golongannya, yang tidak pernah mau disalahkan atas kesalahannya, dan yg selalu ingin menunjukan kesombongannya.

    Maaf Mas Papua itu luas Sifat kami tidak sama antara satu dg yang lain.. :)

    ReplyDelete
  5. mencerahkan sekali artikelnya.... :) mari tingkatkan saling toleransi dan menghargai :)

    ReplyDelete
  6. Saya kuliah di salah satu kampus swasta di daerah Babarsari yang slaah satunya banyak terdapat mahasiswa dari Timur. Bukannya gimana, semenjak kejadian tawuran di babarsari beberapa waktu yang lalu, saya jadi takut mau berurusan sama orang timur. sebenarnya oknumnya kali ya, tapi karena mayoritas seperti itu jadinya yaaa.. ya begitulah.

    ReplyDelete
  7. perempuan timur juga kadang nyeremin bukan laki laki aja -_-

    ReplyDelete
  8. utg kaga di kalimantan ckckck...ga bakalan ada kata "diistimewakan" udah

    ReplyDelete
  9. saya kira memang perlu perlakuan khusus bagi mereka yg dari pedalaman papua, hukum harus ditegakkan tapi dengan cara bijaksana juga..

    ReplyDelete
  10. Sebelum menjadi warga jgj harus diberi pembelajaran karakter yg mendidik

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah gan.
    Anak kos ane orang papua, mereka muslim. Malah mereka lebih kalem dari ABG jogja yg sekarang petentang petenteng pake motor oprekan gak pake helm, sambil mainan hp. Ini fakta gan. Ini juga bukti bahwa Islam agama damai, ikut berpartisipasi nyata dalam kesatuan NKRI.

    ReplyDelete
  12. kalo yg agamanya islam ya alim2

    ReplyDelete
  13. tp memang pd kenyataan nya sering bikin chaos di jogja
    knp g disaring aja yg memang bnr2 pengen kuliah di jogja harus mengikuti peraturan jogja
    klo di biarin ya kasihan orang lokal yg seperti g dihargain sama sekali...

    ReplyDelete
  14. bagus infonya, baru di jogja beberapa minggu untung aja belum ketemu ama orang orang timur itu
    kalo saran ana sih ya, ada baiknya di doakan saja orang timurnya pada ilang satu per satu
    karena ada peraturan dari kampus tentang pembatasan kuota
    trus gimana sisanya?
    as mboh le, modar kabeh ra helm an

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon maaf sblmnya, mngkin sya agk trsnggung dngan ucapan anda "org timur pada ilang satu persatu". Mngkin anda bsa mngganti kata "org timur" -> "org yg tidak mematuhi aturan" krna tidk smua org timur sperti itu, dan bkn hanya org timur yg sprti itu. Anda ngomong sprti ini, krna anda tidk tau klakuan suku anda sana di timur. Skli lgi maaf.

      Delete
  15. tapi kalian mau mindset kalian di cupukan sama tragedi?
    anehnya itu bukan lagi satu indonesia bro
    satu indonesia ada pada pancasila, dan kebiadaban dan kehewanan berdasarkan ego dan nafsu itu mereka, manusia berfikir bagaimana caranya bukan menggampangkan, jadi manusia bermaindset terpaksa harus disingkirkan
    jika kalian takut sama kami, yaudah wilayah kalian bakal dijajah sama seperti waktu dulu
    dan sekarang yg jajah bokan orang asing bukan orang dari luar angkasa, tapi yang kalian anggap satu indonesia, sodara kalian sendiri
    apa kalian mau kami jajah?
    dan teman kalian yg mengaku orang timur itu, cuman ngga mau ikut campur, jadi gini aja di bully apa lagi brontak
    lepas tangan sama sedarahnya
    mana kemerdekaan orang jogja?

    ReplyDelete
  16. haha, temen ane pernah tuh, malem-malem ketemu pace mabuk minta anterin pulang untung temen ane baik hati yak makanya dianterin pulang, ternyata gak diapa-apain juga

    ReplyDelete
  17. yang baik akan dibalas dengan kebaikan, jangan tebarkan kebencian.jika tidak ingin mendapat suatu kebencian, introspeksi diri, saya juga anak perantau, dari jawa timur, walau sama" jawa tapi saya merasa ada sedikit perbedaan dari gaya hidupnya,

    ReplyDelete
  18. Tanggal 2 maret kemaren tepat nya kemaren malam di jl. monjali ane dapet masalah sama itu orang timur, dia ngrampok cewek ane trus ane sama itu orang mulai adu tonjok, tidak lama kemudian warga setempat liat dan mereka untungnya punya rasa menolong dan punya rasa manusiawi akhirnya itu orang di hajar massa. alhasil dia kabur. jadi menurut ane selagi kita bersatu dan saling menolong tidak seperti polisi yg cuma membiarkan, kita bisa membela hak kita. mereka itu cuma NUMPANG di rumah kita. kalo mereka sifatnya pendendam trus bawa ras nya segala, berarti mereka itu braninya ngadu. meskipun mreka nggrombol, ingat mreka itu cuma NUMPANG di rumah kita. coba aja kalo tempat tinggal kalian ada rampok, pencuri, dsb, trus apa kalian persilahkan? "monggo mas mau ambil barang apa? mau ambil kompor, perhiasan, motor, mobil? tinggal pilih mas pace :) ". kalo kalian orangnya gitu berarti kalian cuma pasrah dijajah. sadarlah kalian yg lebih tau yg benar dan yg salah kalian warga jogja kalian yg berpendidikan yg punya pemikiran lebih baik daripada mereka jangan cuma diem. kalo kalian liat oknum oknum seperti itu kita tegur, kalo ga bisa ditegur lapor polisi. kalo polisi nya cuma diem lapor atasannya. kalo atasannya aja masih diem lapor pemerintah. kita warga jogja kita lindungi jogja kita.

    ReplyDelete