Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berpartisipasi di Pemilu, Sok Nasionalis Atau Kesadaran?

Berpartisipasi di Pemilu, Sok Nasionalis Atau Kesadaran?

CAHYOGYA.COM - Media berita aneka tips dan pengetahuan baru terlengkap. Pada artikel kali ini saya akan menuliskan apa yang tidak semua orang alami, pesta demokrasi sebentar lagi akan berakhir maka sebelum terlambat mari kita buka mata dan lihat realitas yang terjadi. Berikut ini merupakan salah satu hal yang menurut saya patut kita cermati. "Buat apa sih ngumbar-ngumbar pilihan kamu di sosmed? Bukannya slogan pemilu itu Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil (LUBERJURDIL)? Kalo diumbar-umbar di sosmed namanya bukan rahasia lagi dong!"

"Buat apa si ngepost link-link dukungan tentang capres atau lawannya capres pilihan kamu? Mau kamu debat gimana juga, ga ada gunanya kan buat kamu, kamu ga dibayar, ga bakal dipuji, cari duit tetep susah, ada juga hujatan makin dipanen!"

Post-post seperti di atas ini makin banyak berseliweran di sekitar saya belakangan ini. Apalagi pilpres udah semakin dekat, kurang dari seminggu riuh rendah dukungan pilpres ini pasti akan berakhir. Terus buat apa kita ngurusin pilpres yang ga ngurusin kita? Buat apa kita umbar-umbar pilihan kita? Mau sok melek politik? Mau sok nasionalis?

Yah..prihatin juga ya mendengar komentar-komentar seperti ini, karena jujur aja saya salah satu orang yang cukup getol mempublikasikan tautan-tautan seputar pilpres, apalagi capres pilihan saya. Denger orang komentar menganggap aksi ini terlalu sok dan mainstream, sakitnya tuh disiniiiii… :p

Buat saya, mengapa saya perlu mempublikasikan hal-hal terkait para kandidat pilpres mendatang ini? Karena saya cinta Indonesia. Widihhh..sok nasionalis banget! Itulah yang salah dalam bangsa kita menurut saya sekarang tidak heran bila kita harus melakukan Revolusi Mental. Orang awam (bukan politikus ya) yang berani menunjukkan sikap politiknya dianggap terlalu sok nasionalis. Memangnya kenapa? Apa yang salah kalau orang ingin menunjukkan sikap politiknya? Buat saya, menyebarkan beberapa tautan yang menurut saya positif bisa membantu orang-orang lain yang mungkin masih bingung menentukan pilihannya dalam pilpres nanti supaya punya gambaran. Memangnya kamu yakin ada yang baca? Yah meskipun bukan kamu, saya yakin ada satu-dua orang yang pasti akan membaca apa yang saya bagikan. Tentu saja, sebelum membagikan harus diperhatikan dulu aspek kebenarannya.

Tujuan saya membagikan tautan-tautan itu karena saya ingin Indonesia dipimpin oleh orang-orang terbaik. Dan orang-orang terbaik itu menurut saya adalah capres pilihan saya. Untuk itu saya ingin sharing kelebihan-kelebihan capres saya itu sama orang-orang yang masih meragukannya. Saya nggak minta orang lain harus sependapat dengan pilihan saya. Terserah, kalau orang lain punya pilihan yang berbeda atau golput. Tapi saya cuma sedih, sedih melihat capres yang begitu baik ini (menurut saya) ditimpa begitu banyak kampanye hitam. Saya cuma berharap apa yang saya bagikan bisa mengurangi sedikit citra yang salah yang diakibatkan dari kampanye-kampanye nggak bertanggungjawab.

Siapa sih kamu berani bilang capres kamu pemimpin yang terbaik buat bangsa? Well, setiap orang berhak punya pendapatnya masing-masing. Saya menghormati kalau orang lain memilih calon yang berbeda dengan saya, tapi seringkali saya sebel sama cara-cara nggak masuk akal kubu sebelah menjatuhkan jagoan saya.

Nggak masuk akal. Sungguhan! Coba bayangkan,
-capres pilihan saya dituduh keturunan cina padahal jelas-jelas capres jagoan mereka ibunya cina!
-capres pilihan saya dituduh pro kristen padahal jelas-jelas adiknya capres jagoan mereka orang kristen!
-capres pilihan saya dituduh korupsi padahal jelas-jelas kubu sebelah sarang koruptor!
Dan masih banyak kampanye-kampanye hitam lainnya yang males banget saya jabarin karena bikin kesel. Yang pingin saya tanyain adalah, logika berpikir apa sih yang digunakan untuk menjatuhkan orang lain padahal boroknya ada di diri mereka sendiri??

Kalau anda punya pilihan yang berbeda ya tonjolkan aja kelebihan pilihan anda itu, nggak usah sibuk ngurusin kelemahan dan kekurangan orang lain. Apa jangan-jangan pilihan anda nggak punya kelebihan makanya lawannya selalu dijatuhkan agar terlihat sama cacatnya?

Tapi semakin banyak kampanye hitam yang dituduhkan buat capres pilihan saya,bikin saya semakin sayang sama capres kurus ini. Saya memang ga bisa menjamin capres ini ga bakal koruptor,bukan boneka,bukan antek asing,bukan raja pencitraan atau sebagainya. Tapi dari caranya menghadapi setiap tuduhan, dari cara-cara pendukungnya menangkis kampanye hitam dengan kampanye sehat dan kreatif, bikin saya percaya bahwa capres ini dan barisan pendukungnya adalah orang-orang bermoral. Mereka nggak balas caci maki dengan caci maki. Mereka nggak balas kampanye hitam dengan kampanye hitam. Mereka balas hujatan terhadap Jokowi dengan bukti aksi nyata Jokowi, prestasi-prestasi Jokowi, kesaksian orang-orang di sekitar Jokowi yang memang tulus menginginkan perubaham buat negeri ini (bukan mantan staf atau asisten yang sakit hati).

Saya nggak pernah merasakan euforia sebesar ini selama sejarah saya mengikuti pemilihan presiden. Saya nggak pernah melihat begitu banyak relawan getol berkampanye mendukung pilihannya masing-masing. Apa kita pernah tanya kenapa? Kenapa kita mati-matian membela pilihan kita?

Berdasarkan permenungan saya, itu semua karena Jokowi! Ya, Jokowi! Apa pernah kita membayangkan kalau kandidat capresnya bukan Jokowi dan Prabowo? Kalau kandidat capresnya Prabowo dan Megawati, atau Wiranto, atau Surya Paloh, atau ARB, yang penting bukan Jokowi. Apa kita pernah berpikir sejauh itu?

Saya melihat, justru karena Jokowi mencalonkan diri menjadi capres maka pemilu tahun ini jadi segempita ini. Justru karena Jokowi capresnya maka orang-orang jadi kebakaran jenggot. Koruptor takut dilibas, ormas agama tertentu garis keras takut dilibas, pemuka agama fanatik takut pengikutnya jadi lebih nasionalis, pelaku-pelaku kejahatan takut diringkus, dan masih banyak kepentingan-kepentingan lain yang merasa terancam kalo Jokowi jadi presiden. Kenapa kampanye hitam jadi begitu menyakitkan? Karena mereka tahu Jokowi bisa menang. Untuk itu mereka mati-matian menjatuhkan Jokowi agar jangan sampai menang dan mengusik kepentingan mereka.

Dan kurang dari seminggu lagi pemilihan presiden, saya melihat banyak yang termakan sama kampanye-kampanye hitam tersebut. Saya juga jadi semakin yakin Jokowi bisa kalah. Jokowi bisa kalah kalau kita diam saja, kalau kita tidak membagikan kehebatan-kehebatan Jokowi ke orang-orang yang belum tau, orang-orang yang dibutakan kenyamanan, orang-orang yang ditulikan retorika.

Saya nggak pingin itu terjadi. Saya pingin Indonesia berubah, saya pingin bangsa saya berubah. Revolusi mental bukan retorika, Jokowi sudah membuktikannya dengan mentalnya yang mumpuni dia masuk jajaran Greatest Leaders, disandingkan dengan pemimpin-pemimpin dunia.

Jokowi memang bukan sosok paling sempurna. Saya sadar masih banyak kekurangan dari bapak sederhana ini, tapi saya pribadi percaya, Jokowi sosok yang lebih baik daripada kompetitornya, dan dunia mengakui figur kepemimpinannya.

Untuk itu saya mohon maaf kalau saya akan semakin banyak mempublikasikan jagoan saya. Terserah kalau anda merasa terganggu, terserah kalau anda nggak peduli dengan kompetisi tidak sehat yang terjadi di pilpres tahun ini, tapi saya telah memilih sikap saya. Saya sungguh berharap jagoan saya menang. Demi harapan saya buat Indonesia yang lebih baik. Saya memang nggak akan dapat apa-apa, tapi saya cukup bangga jadi bagian dari euforia demokrasi ini.

*dan meskipun nantinya Jokowi kalah, mungkin itu memang bukan kehendak Tuhan, saya tetap akan menghormati presiden yang terpilih. Saya cuma berharap sosok baik ini nggak akan hilang dari Indonesia.

Salam dua jari, kita boleh berbeda pilihan, tapi kita adalah satu Indonesia :)

Update News By : @N_besar


Post a Comment for "Berpartisipasi di Pemilu, Sok Nasionalis Atau Kesadaran?"