Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menyaksikan Ramayana Ballet di Yogyakarta

Menyaksikan Ramayana Ballet di Yogyakarta

CAHYOGYA.COM - Kisah Ramayana merupakan kisah percintaan yang luar biasa indahnya seindah pertunjukkan sendratari Ramayana yang saya saksikan di Purawisata Yogyakarta. Ya, memang saya bukan sedang melihat pertunjukan Sendratari Ramayana itu di Candi Prambanan tapi di sebuah kompleks restauran di Jogja.




Biasanya, sendratari Ramayana bisa disaksikan di pelataran Candi Prambanan saat bulan purnama bersinar penuh. Walau saya sendiri belum pernah menyaksikan langsung sendratari Ramayana - kisah percintaan Rama dan Sinta - di Candi Prambanan yang terkenal itu, tetapi beberapa waktu lalu, saya berkesempatan menyaksikan kisah cinta itu, bukan di tempat asli pertunjukkannya, tapi di sebuah kompleks restauran Yogyakarta.


Di Yogyakarta, tepatnya di jalan Brigjend Katamso, terdapat restauran yang sekaligus berfungsi sebagai tempat pertunjukkan sendratari Ramayana. Restauran yang dikelola oleh pihak swasta ini tapi dengan lahan yang dimiliki oleh seorang kerabat Keraton Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat ini diberi nama Purawisata.

Ketika anda memasuki areal Purawisata, yang menyatu dengan taman hiburan rakyat, anda akan melihat tulisan terpampang di pintu masuknya: RAMAYANA BALLET - PURAWISATA. Restauran dengan konsep prasmanan ini buka setiap hari (termasuk sendratari Ramayana yang digelar setiap hari) dan akan kosong saat pertunjukkan Ramayana dimulai, yaitu pukul 20.00 wib, karena pengunjung restauran akan menghentikan kegiatannya dan beranjak ke panggung pertunjukkan Ramayana yang berada di arah belakang restauran.

Restauran itu sendiri, yang bertarif tiga ratus lima puluh ribu rupiah tersebut (makan dan menonton sendratari Ramayana) memadukan menu tradisional Jawa dengan kuliner Eropa. Saya yang turut mencicipi hidangan restoran cukup dibuat bingung dengan ragam makanan yang disediakan. Mana yang harus didahulukan. Semuanya terlihat lezat dan menarik dari segi penyajian, dan memang demikian adanya. Tapi rasa nikmat terebut cukup terkalahkan dengan keinginan segera menyaksikan sendratari Ramayana yang ‘live‘ itu. Rupanya, gejolak seperti itu disikapi oleh pihak restauran dengan baik. Selama pengunjung menikmati hidangan makanan yang tersedia, mereka dihibur oleh tarian gaya Keraton Yogyakarta. Penari-penari itu menari di pusat pandangan pengunjung, yaitu di sekitar tempat tersedianya hidangan, sehingga dapat dilihat dengan jelas dari berbagai sisi. Sungguh suatu layananan yang cukup prima.

Tepat pukul delapan malam, saya diingatkan oleh rekan yang mengajak saya untuk segera menyelesaikan makan malam, karena pertunjukkan akan dimulai. Saya pun baru menyadari melihat para pengunjung lain, yang kebanyakan adalah wisatawan-wisatawan asing, rupanya mulai bergegas pula menuju tempat pertunjukkan yang terletak di bagian belakang restoran.

Memasuki tempat pertunjukkan sendratari Ramayana (Ramayana Ballet), pengunjung disodori dengan kisah singkat tentang sendratari Ramayana ini, yang tertuang dalam kertas ukuran A4 dalam berbagai bahasa, guna melayani kebutuhan para pengunjungnya yang berasal dari berbagai latar belakang negara. Sambil menunggu pertunjukkan dimulai, pengunjung dapat membaca dan mengetahui bagaimana jalan cerita sendratari itu.

Tempat pertunjukkannya terdiri dari bangunan panggung permanen yang menyerupai bentuk Keraton dan  di bagian bawah lingkaran pertunjukkan yang selebihnya adalah tempat duduk pengunjung yang dibuat bertingkat sehingga pengunjung yang berada di bagian depan tidak akan menghalangi penonton di belakangnya.


Sinta Mengejar Kijang


Menyaksikan Ramayana Ballet di Yogyakarta



Pertunjukkan yang berdurasi dua jam ini menggunakan bahasa jawa dan diiringi gamelan itu disertai pula dengan tata cahaya yang baik yang disesuaikan dengan alur cerita.


Sendratari Ramayana

Menyaksikan Ramayana Ballet di Yogyakarta


Pasukan kera


Menyaksikan Ramayana Ballet di Yogyakarta



Bagi saya, ada dua bagian yang menarik dari pertunjukkan live ini, yaitu pada bagian kera-kera anak buah Hanoman bermunculan dari berbagai penjuru panggung, termasuk dari atap bangunan ‘keraton’ yang sepertinya berbahaya - karena banyak dari penari-penari tersebut adalah anak kecil, yang meloncat-loncat bak seekor monyet dan dengan bentuk tarian dengan koreografi yang apik. Sedangkan bagian lain adalah saat Sinta obong (Sinta membakar diri), yaitu saat dimana Rama akan bertemu kembali dengan Sinta setelah Sinta lepas dari penyekapan Rahwana atas bantuan Hanoman. Saat itu, Rama meragukan kesucian Sinta dan untuk membuktikan kesuciannya, Sinta diminta melakukan a holy bath - ritual suci berupa bakar diri - masuk dalam ‘pemandian’ api dan jika Sinta tidak terluka oleh api yang dimasukinya, maka Sinta itu suci, tidak ternoda oleh Rahwana. Sintapun lolos ujian tersebut. Adegan ini dibuat demikian menarik dengan menggunakan api sungguhan, sehingga para pengunjungpun cukup terpesona oleh pertunjukkan ini.


Menyaksikan Ramayana Ballet di Yogyakarta


Di akhir pertunjukkan, sekitar pukul sepuluh malam, pengunjung diberi kesempatan untuk berfoto bersama para penari di atas panggung pertunjukkan. Pada saat keluar areal pertunjukkan pengunjung disodori makanan khas berupa onde-onde wijen Jawa yang legit dan gurih.

Ramayana merupakan kisah percintaan yang luar biasa indahnya, seindah pertunjukkan sendratari Ramayana yang saya saksikan itu.






Update News By : Andy2dsd



Incoming search terms:

  • Menyaksikan Ramayana Ballet di Yogyakarta
  • Ramayana Ballet di Yogyakarta

1 comment for "Menyaksikan Ramayana Ballet di Yogyakarta"