Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jelajah Wisata Sambil Melihat Pembangunan Infrastruktur di Madura



CAHYOGYA.COM - Madura, sebuah pulau yang terkenal sebagai tanah penghasil garam ini kian hari semakin berbenah diri. Berbagai pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik mulai giat dikerjakan di pulau ini, dibawah kendali Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS), potensi pariwisatanya kini juga sudah mulai dikembangkan untuk mengimbangi lokasi wisata yang ada di Jawa Timur. Jika dulu banyak yang hanya mengenal Madura sebagai lokasi wisata religi, kini Madura memiliki berbagai spot wisata menarik, seperti Gili Labak dan air terjun Toroan yang ada di kabupaten Sampang.



Hal-Hal Yang Bisa Kita Lakukan Saat Berkunjung Ke Madura



Jelajah Wisata Sambil Melihat Pembangunan Infrastruktur di Madura


Pada tanggal 22-25 November 2016, saya dan 30 blogger dari berbagai daerah di Indonesia berkesempatan untuk mengeksplore lebih jauh potensi pulau Madura, senang sekali rasanya ketika mendapat kabar ini, karena memang saya sendiri belum pernah berkunjung ke Madura, ditambah lagi famtrip yang diagendakan oleh komunitas blogger Madura ini benar-benar mengajak kita untuk singgah dan mengelilingi Madura, mulai dari ujung barat kabupaten Bangkalan hingga kabupaten Sumenep yang ada di ujung timur.

Acara ini sendiri merupakan hasil kolaborasi dari komunitas blogger Plat-M dan Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS), yang bertujuan untuk mengangkat potensi pariwisata lokal serta melihat pembangunan berbagai infrastruktur yang saat ini sedang dikerjakan di Madura. Hal ini cukup menarik, karena antara pembangunan infrastruktur dan sektor pariwisata nantinya akan saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan, semakin baik infrastruktur di suatu daerah maka otomatis akan mengangkat berbagai potensi di daerah tersebut, termasuk juga dengan pariwisata.

Di Madura tempat pertama yang saya kunjungi yaitu kawasan kaki jembatan suramadu sisi Madura (KKJSM), sebelumnya saya juga melintasi salah satu spot ikonik jembatan Suramadu, yang merupakan jembatan terpanjang di Indonesia dengan total panjang mencapai 5,4 Kilometer.

Di kawasan kaki jembatan suramadu sisi Madura (KKJSM) ini rencananya akan di bangun sebuah rest area dengan luas mencapai 600 HA, bisa dibayangkan sendiri betapa luas tempat ini jika sudah selesai dibangun, rest area yang sedang dalam proses pembangunan ini nantinya selain diisi oleh pedagang kaki lima yang ada di kawasan pinggir jalan sekitar Suramadu, juga akan diproyeksikan sebagai pintu gerbang dan kawasan pusat pertumbuhaan Pulau Madura. Berikut foto lokasi rest area jembatan Suramadu yang sedang dalam masa pengerjaan oleh BPWS.

rest area kkjsm


Setelah mengunjungi lokasi rest area di kawasan kaki jembatan suramadu sisi Madura, perjalanan hari pertama di Pulau Madura kemudian dilanjutkan menuju lokasi pembangunan pelabuhan peti kemas, sayang lokasinya yang jauh dari jalan utama mebuat kita tidak bisa melihat pembangunan yang ada di sekitar pantai. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Kabupaten Sampang, di Sampang kami diajak untuk bermalam di Desa Batioh, Kecamatan Banyuates, salah satu desa di Kabupaten Sampang yang memiliki potensi pariwisata unggulan.

Sedikit cerita mengenai desa Batioh, desa yang berada di pesisir pantai utara Madura ini penduduknya banyak yang berprofesi sebagai TKI, akibatnya banyak rumah mewah yang dibiarkan kosong tanpa penghuni, sangat disayangkan jika hal ini terus berlanjut, menurut saya rumah-rumah ini bisa dimanfaatkan oleh penduduk sekitar ataupun asosiasi desa wisata setempat sebagai penginapan atau homestay sebagai penunjang pariwisata di desa Batioh ini.

Di desa Batioh masyarakatnya yang mayoritas beragama islam juga masih hidup dalam nilai-nilai kesederhanaan, suasana kekeluargaan juga sangat kental terasa ketika rombongan kami sampai di desa ini, tidak ketinggalan layaknya desa pesisir di berbagai daerah lain, menu hidangan hasil tangkapan laut yang masih segar pun disajikan sebagai jamuan makan malam dan makan pagi selama kami berada di desa ini.

Pantai Nepa dan Hutan Kera Nepa

Pantai Nepa dan objek wisata hutan kera nepa merupakan dua objek wisata yang ada di desa Batioh, kedua objek ini sama-sama memiliki potensi besar untuk bisa dikembangkan. Pantai Nepa yang merupakan pantai pasir putih memiliki pemandangan lepas ke laut Jawa yang juga berbatasan langsung dengan Pulau Kalimantan, bagi saya pantai nepa sendiri mengingatkan pada pantai-pantai tersembunyi yang belum tereksplore di Gunungkidul, uniknya meskipun jenis tanah di sekitar Pantai Nepa bukan karakteristik pegunungan kapur seperti di Gunungkidul, namun di pantai nepa ini saya juga bisa menemukan batu-batu kapur putih yang banyak digunakan sebagai bahan pengeras jalan maupun pagar-pagar pembatas halaman rumah.

pantai nepa


Sedangkan hutan kera nepa, yang berada tidak jauh dari bibir pantai merupakan lokasi wisata alam yang jarang bisa kita temukan. Lokasinya yang berada di bibir pantai menjadi nilai tambah tersendiri bagi hutan kera nepa untuk mengintegrasikan dan mengembangkannya sebagai objek wisata dwi tunggal, yang saling melengkapi dengan Pantai Nepa. Konon, di hutan kera nepa ini juga terdapat garis imajiner yang menjadi benteng pemisah dua kelompok kera, yakni kera kelompok selatan dan kera kelompok utara. Menurut warga sekitar kera yang melintas ke daerah kekuasaan kelompok lain bisa dipastikan kera tersebut tidak akan bisa kembali lagi ke daerah asalnya.

halaman pintu masuk hutan kera nepa

pintu masuk hutan kera nepa

hutan kera nepa

hutan kera nepa sampang madura


Berbeda dengan hutan kera yang ada di Sangeh atau Uluwatu Bali, hutan kera nepa memiliki seorang juru kunci yang bisa memanggil kera-kera yang ada disini untuk berkumpul, sang juru kunci mengaku memiliki kalimat atau mantra khusus yang biasa digunakan untuk memanggil kera-kera tersebut. Benar saja, ketika mantra tersebut diteriakkan beberapa waktu kemudian rombongan kera dari sisi selatan dan utara berbondong-bondong menghampiri sang juru kunci.

Saat ini untuk berwisata ke Pantai Nepa dan Hutan kera Nepa aksesnya bisa dibilang sudah cukup mudah, dari Kabupaten Bangkalan maupun dari Kabupaten Pamekasan bisa ditempuh melalui jalur pantai utara Madura, kemudian untuk akses jalan menuju Desa Batioh, akses jalan juga sudah memadai dengan dibangunnya akses jalan desa oleh BPWS sehingga bisa dilalui kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat.

Peta Menuju Lokasi Wisata Pantai Nepa dan Hutan Kera Nepa




Sampai disini dulu cerita perjalanan jelajah wisata di Madura untuk bagian pertama, di artikel selanjutnya saya akan bercerita mengenai keindahaan air terjun Toroan yang juga masih berada di Kabupaten Sampang, selain itu masih ada lagi cerita tentang pesona keindahaan Gili Iyang, pulau dengan kadar oksigen tertinggi ke-2 di dunia serta beberapa cerita menarik lainnya selama perjalanan 4 hari 3 malam saya mengelilingi Pulau Madura bersama blogger-blogger dari berbagai daerah.




Kamu suka artikel seperti ini? Jika suka silakan klik bagikan pada artikel ini 

CAHYOGYA.COM - Situs Anak Muda Jogja