Akhir Tahun Yogyakarta di Serbu 4 Juta Wisatawan
Table of Contents
Andy2dsd - Kunjungan wisatawan di Yogyakarta pada liburan akhir tahun ini diprediksi meningkat berlipat-lipat. Prediksi kami ada sekitar 4 juta wisatawan lebih yang berkunjung akhir tahun ini, dengan tujuan utama tetap Malioboro. Indikasinya adalah jalan macet di kawasan wisata Malioboro dan sekitarnya. Bus-bus besar dari berbagai daerah luar DIY itu memang terus merangsek ke pusat kota sejak awal pekan ini. Pascahari Natal, jumlah bis yang memadati area parkir di Terminal Ngabean di Jalan Senopati dan Abu Bakar Ali kian menumpuk.
Bahkan bus besar ini melintas di jalan sempit, seperti kawasan Pasar Tradisional Ngasem atau belakang kompleks Keraton Yogya yang padat dengan pusat cenderamata. Alhasil, bus besar itu pun berebut jalan dengan pejalan kaki, becak, dan andong.
Akhir-akhir ini saya sangat merasakan kepadatan arus transportasi yang luar biasa di Kota Yogyakarta. Saya sebagai mahasiswa penglaju dari Bantul otomatis setiap harinya melewati jantung Kota Yogyakarta untuk menuju kampus yang berada di utara Kota Yogyakarta. Saya sudah berusaha menghindari kemacetan dengan memilih jalur-jalur tikus tetapi akhirnya tetap saja terbentur dengan kemacetan, mungkin karena keberadaan kampus UGM tidak bisa dipungkiri berada di zona super ramai.
Sekitar satu minggu ini saya merasakan suasana keramaian jalan yang luar biasa padatnya jika dibanding dengan minggu-minggu sebelumnya. Hal tersebut wajar karena akhir tahun ini sedang musim liburan baik liburan anak sekolah, liburan anak kuliahan, maupun liburan para pegawai. Kepadatan sudah mulai terasa ketika saya saya berangkat pagi hari memasuki jalan di barat rumah saya yaitu Jalan Parangtritis yang kemudian ke utara sejak dari perempatan bakulan, manding lalu pertigaan Tembi sudah mulai berjejer-jejer mobil mengantri di lampu merah. Bisa ditebak bahwa mobil-mobil tersebut sehabis plesiran dari Pantai Parangtritis atau pun objek wisata lainnya di Kabupaten Bantul.
Perempatan Druwo pun tidak kalah padat. Perempatan tersebut memotong ring road selatan Kota Yogyakarta dengan Jalan Parangtritis. Walaupun jalan berukuran lebih lebar tetapi kepadatan tidak bisa dihindari bahkan antrian mobil hingga depan gardu induk PLN di Jalan Parangtritis (selatan perempatan Druwo). Beruntunglah saya menggunakan sepeda motor yang bisa menelusup hingga barisan terdepan.
Berikutnya kemacetan-kemacetan juga terjadi di perempatan Jogokaryan lalu perempatan Pojok Beteng Wetan dan yang cukup parah di perempatan Gondomanan. Di perempatan Gondomanan sepeda motor bahkan tidak bisa berkutik dan saya harus menunggu sekitar 3x lampu merah di perempatan tersebut. Selanjutnya jika saya mengambil arah utara maka akan masuk Jalan Mataram dan jika saya mengambil arah timur lalu ke utara maka akan masuk Jalan Gadjah Mada. Tidak perlu ditanya kalau Jalan Mataram jelas-jelas padat karena berada di timur Jalan Malioboro dan otomatis menjadi jalur masuk menuju pusat kota yaitu Malioboro. Jalan Gadjah Mada juga tidak kalah ramainya karena pada jalan tersebut mengarah ke Stasiun Lempuayangan dimana merupakan pintu masuk bagi para wisatawan yang memakai moda transportasi berupa kereta api.
Selanjutnya adalah Jalan Sudirman kemudian Bunderan UGM. Bunderan UGM jelas ramainya di sana dan jalan terakhir menuju kampus saya adalah perempatan Sagan. Tidak diragukan lagi perempatan Sagan termasuk salah satu jalan terpadat di Kota Yogyakarta karena sebagai titik temu antara mahasiswa dari UGM maupun dari UNY yang dari arah timur, selatan dan utara. Meskipun kalau dari arah barat masih berlaku aturan "belok kiri jalan terus" tapi antrian mobil & angkutan umum seringkali menutup bahu jalan sebelah kiri sampai tidak bisa dilewati.
Sore hari ketika pulang dari kampus melewati jalan-jalan yang hampir sama, saya merasakan lebih padat dan ramai daripada pagi hari saat berangkat. Walaupun semakin ke selatan semakin mulai sepi. Sore hari baru terlihat jutaan wisatawan yang memenuhi Kota Yogyakarta.
Berdasarkan pengamatan saya pada sore hari sekitar pukul 13.00 hari Senin, 30 Desember 2013 bahwa jalan di Kota Yogyakarta didominasi oleh mobil-mobil dari luar kota. Ketika memasuki Jalan Mataram sekitar 80% mobil dari luar kota (plat selain AB). Hal tersebut meruapakan bukti nyata Yogyakarta diserbu banyak wisatawan.
Entahlah pada tanggal 31 Desember 2013 esok jalan di Kota Yogyakarta akan seseru apa dan saya masih akan berkutat dengan keseruan jalan-jalan tersebut karena masih ada kegiatan di kampus. Semoga ke depannya pemerintah DIY lebih jeli dalam menata kotanya karena kalau hal tersebut tetap dibiarkan maka kemungkinan pada tahun 2015 mendatang Jogja akan macet total.
Salam Admin
Andy2dsd
Update News By : @N_besar
![]() |
| Jalan Malioboro, Yogyakarta |
Bahkan bus besar ini melintas di jalan sempit, seperti kawasan Pasar Tradisional Ngasem atau belakang kompleks Keraton Yogya yang padat dengan pusat cenderamata. Alhasil, bus besar itu pun berebut jalan dengan pejalan kaki, becak, dan andong.
Menikmati Macetnya Kota Jogja
Akhir-akhir ini saya sangat merasakan kepadatan arus transportasi yang luar biasa di Kota Yogyakarta. Saya sebagai mahasiswa penglaju dari Bantul otomatis setiap harinya melewati jantung Kota Yogyakarta untuk menuju kampus yang berada di utara Kota Yogyakarta. Saya sudah berusaha menghindari kemacetan dengan memilih jalur-jalur tikus tetapi akhirnya tetap saja terbentur dengan kemacetan, mungkin karena keberadaan kampus UGM tidak bisa dipungkiri berada di zona super ramai.
Sekitar satu minggu ini saya merasakan suasana keramaian jalan yang luar biasa padatnya jika dibanding dengan minggu-minggu sebelumnya. Hal tersebut wajar karena akhir tahun ini sedang musim liburan baik liburan anak sekolah, liburan anak kuliahan, maupun liburan para pegawai. Kepadatan sudah mulai terasa ketika saya saya berangkat pagi hari memasuki jalan di barat rumah saya yaitu Jalan Parangtritis yang kemudian ke utara sejak dari perempatan bakulan, manding lalu pertigaan Tembi sudah mulai berjejer-jejer mobil mengantri di lampu merah. Bisa ditebak bahwa mobil-mobil tersebut sehabis plesiran dari Pantai Parangtritis atau pun objek wisata lainnya di Kabupaten Bantul.
Perempatan Druwo pun tidak kalah padat. Perempatan tersebut memotong ring road selatan Kota Yogyakarta dengan Jalan Parangtritis. Walaupun jalan berukuran lebih lebar tetapi kepadatan tidak bisa dihindari bahkan antrian mobil hingga depan gardu induk PLN di Jalan Parangtritis (selatan perempatan Druwo). Beruntunglah saya menggunakan sepeda motor yang bisa menelusup hingga barisan terdepan.
Berikutnya kemacetan-kemacetan juga terjadi di perempatan Jogokaryan lalu perempatan Pojok Beteng Wetan dan yang cukup parah di perempatan Gondomanan. Di perempatan Gondomanan sepeda motor bahkan tidak bisa berkutik dan saya harus menunggu sekitar 3x lampu merah di perempatan tersebut. Selanjutnya jika saya mengambil arah utara maka akan masuk Jalan Mataram dan jika saya mengambil arah timur lalu ke utara maka akan masuk Jalan Gadjah Mada. Tidak perlu ditanya kalau Jalan Mataram jelas-jelas padat karena berada di timur Jalan Malioboro dan otomatis menjadi jalur masuk menuju pusat kota yaitu Malioboro. Jalan Gadjah Mada juga tidak kalah ramainya karena pada jalan tersebut mengarah ke Stasiun Lempuayangan dimana merupakan pintu masuk bagi para wisatawan yang memakai moda transportasi berupa kereta api.
Selanjutnya adalah Jalan Sudirman kemudian Bunderan UGM. Bunderan UGM jelas ramainya di sana dan jalan terakhir menuju kampus saya adalah perempatan Sagan. Tidak diragukan lagi perempatan Sagan termasuk salah satu jalan terpadat di Kota Yogyakarta karena sebagai titik temu antara mahasiswa dari UGM maupun dari UNY yang dari arah timur, selatan dan utara. Meskipun kalau dari arah barat masih berlaku aturan "belok kiri jalan terus" tapi antrian mobil & angkutan umum seringkali menutup bahu jalan sebelah kiri sampai tidak bisa dilewati.
Sore hari ketika pulang dari kampus melewati jalan-jalan yang hampir sama, saya merasakan lebih padat dan ramai daripada pagi hari saat berangkat. Walaupun semakin ke selatan semakin mulai sepi. Sore hari baru terlihat jutaan wisatawan yang memenuhi Kota Yogyakarta.
Berdasarkan pengamatan saya pada sore hari sekitar pukul 13.00 hari Senin, 30 Desember 2013 bahwa jalan di Kota Yogyakarta didominasi oleh mobil-mobil dari luar kota. Ketika memasuki Jalan Mataram sekitar 80% mobil dari luar kota (plat selain AB). Hal tersebut meruapakan bukti nyata Yogyakarta diserbu banyak wisatawan.
Entahlah pada tanggal 31 Desember 2013 esok jalan di Kota Yogyakarta akan seseru apa dan saya masih akan berkutat dengan keseruan jalan-jalan tersebut karena masih ada kegiatan di kampus. Semoga ke depannya pemerintah DIY lebih jeli dalam menata kotanya karena kalau hal tersebut tetap dibiarkan maka kemungkinan pada tahun 2015 mendatang Jogja akan macet total.
Salam Admin
Andy2dsd
Update News By : @N_besar



Post a Comment