Mengungkap Pelaku Adu Domba Masa PDIP Vs PPP Di Yogyakarta
Table of Contents
CAHYOGYA.COM - Dalam masa Pemilu ini seseorang atau suatu golongan tidak segan melakukan segala cara untuk memenangkan tokoh yang mereka usung, termasuk melakukan black campaign (Kampanye Hitam) ataupun cara-cara lama dengan menyebarkan Isu negatif dan mengadu domba salah satu partai pada saat kampanye sehingga menimbulkan kerusuhan.
Sabtu sore (5/4) sekitar pukul 18.20 di Jejaring social baik facebook maupun twitter mulai ramai membicarakan bentrok masa partai politik di Yogyakarta. Bentrok masa terjadi antara kubu PDIP yang baru saja menghadiri kampanye Nasional di Jetis, Bantul dan masa GPK dari parpol PPP. Nah, yang membuat saya tertarik dengan kejadian ini yaitu simpang siurnya kabar yang beredar di Jejaring social tersebut. Untuk memperjelas kronologi dan kejadian yang sebenarnya terjadi pada artikel kali ini beritanya sengaja saya turunkan secara utuh dari media-media yang sudah
kredibel dan menurut saya memiliki ketajaman informasi yang independen sehingga anda bisa menilai dan menentukan apakah ini kesalahan salah satu parpol atau hanya Kerjaan seseorang atau golongan yang sengaja memainkan isu negatif menjelang 9 April ?.
Berita dari Tempo
sumber: (http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/04/05/269568206/Massa-PDIP-dan-PPP-Bentrok-di-Yogyakarta)
sumber: (http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/04/05/269568206/Massa-PDIP-dan-PPP-Bentrok-di-Yogyakarta)
TEMPO.CO, Yogyakarta - Putaran kampanye terbuka hari terakhir di Kota Yogyakarta diwarnai insiden bentrokan menegangkan yang melibatkan massa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan simpatisan yang diduga kuat pendukung Partai Persatuan Pembangungan (PPP) Sabtu sore 5 April 2014.
Tak ada korban jiwa atau luka dalam peristiwa yang sempat membuat sejumlah ruas jalan seperti Letjen Suprapto, KH Ahmad Dahlan, dan RE Martadinata itu ditutup. Namun sejumlah pertokoan sekitar ikut tutup karena ketakutan dan sejumlah kampung seperti Suronotan dan Ngampilan diblokade warga agar tak jadi sasaran. Wisatawan yang mampir ke Hotel Cavinton pun sempat ketakutan akibat aksi itu.
Pantauan Tempo di lapangan, bentrokran antara pendukung dua partai itu terpusat di kawasan simpang Ngabean, atau Terminal Ngabean. Kedua pendukung sempat saling berhadap-hadapan dalam jumlah massa besar di areal bekas terminal Ngabean atau sekitar satu kilometer di barat Jalan Malioboro. Massa yang mengenakan atribut PDIP di sisi utara dan massa berbaju hitam bertulis Gerakan Pemuda Ka'bah atau sayap PPP di sisi selatan.
Namun aksi saling lempar batu itu diredam ratusan personil Kepolisian Kota Besar Yogyakarta yang datang selang beberapa menit sebelum tawur nyaris meluas. Kepala Kepolisian Kota Besar Yogyakarta Ajun Komisaris Besar Polisi Slamet Santoso turun langsung beserta lima truk berisi ratusan polisi guna melerai aksi tawur dua massa itu.
Seorang tokoh PDIP Yogya, Iriantoko menuturkan, bentrok dipicu adanya informasi menyesatkan yang beredar di kalangan dua pendukung. "Ada yang mengabarkan jika massa PDIP yang kampanye merusak semua atribut PPP di Kauman," kata Iriantoko kepada Tempo. Sedangkan di kalangan massa PDIP yang tengah kampanye, ada yang menyebarkan informasi adanya aksi pemukulan yang dilakukan orang-orang GPK atau sayap PPP."Jadinya dua massa memanas dan ketemu di Terminal Ngabean yang jadi pembatas dua kampung," kata Iriantoko.
Dalam kejadian itu, tokoh PDIP Kota Yogya Chang Wendryanto pun yang turun langsung melerai, membantah adanya korban luka dari PDIP yang dikabarkan jadi bulan-bulanan massa GPK. "Setelah kami cek tidak ada di rumah sakit, yang bersangkutan juga sudah ada di rumah, memang terjadi lempar-lemparan batu tapi tak ada korban," kata anggota DPRD Kota Yogya itu.
Chang menduga aksi dua simpatisan yang dikenal sebagai musuh bebuyutan di Yogya ini ada yang sengaja memicu. "Informasi kami, ada orang gonta ganti seragam partai, lalu memicu ricuh dengan merusak atribut PPP," kata dia. (Baca:Tak Percaya Survei, PPP Yakin Lolos ke Senayan )
Kapoltabes Kota Yogya Slamet Santoso menuturkan tak ada korban luka, jiwa ataupun kerusakan fasilitas akibat bentrok itu. Ia pun meminta warga dua kampung basis massa PDIP di Ngampilan dan PPP di Kauman tidak terprovokasi.
"Kami akan jaga 24 jam," kata dia. Hingga pukul 19.00 WIB ini dari lima truk polisi yang awalnya berjaga, tinggal tersisa satu truk dan jalanan simpang padat itu telah dibuka kembali. (Tempo/CAHYOGYA.com)
Tak ada korban jiwa atau luka dalam peristiwa yang sempat membuat sejumlah ruas jalan seperti Letjen Suprapto, KH Ahmad Dahlan, dan RE Martadinata itu ditutup. Namun sejumlah pertokoan sekitar ikut tutup karena ketakutan dan sejumlah kampung seperti Suronotan dan Ngampilan diblokade warga agar tak jadi sasaran. Wisatawan yang mampir ke Hotel Cavinton pun sempat ketakutan akibat aksi itu.
Pantauan Tempo di lapangan, bentrokran antara pendukung dua partai itu terpusat di kawasan simpang Ngabean, atau Terminal Ngabean. Kedua pendukung sempat saling berhadap-hadapan dalam jumlah massa besar di areal bekas terminal Ngabean atau sekitar satu kilometer di barat Jalan Malioboro. Massa yang mengenakan atribut PDIP di sisi utara dan massa berbaju hitam bertulis Gerakan Pemuda Ka'bah atau sayap PPP di sisi selatan.
Namun aksi saling lempar batu itu diredam ratusan personil Kepolisian Kota Besar Yogyakarta yang datang selang beberapa menit sebelum tawur nyaris meluas. Kepala Kepolisian Kota Besar Yogyakarta Ajun Komisaris Besar Polisi Slamet Santoso turun langsung beserta lima truk berisi ratusan polisi guna melerai aksi tawur dua massa itu.
Seorang tokoh PDIP Yogya, Iriantoko menuturkan, bentrok dipicu adanya informasi menyesatkan yang beredar di kalangan dua pendukung. "Ada yang mengabarkan jika massa PDIP yang kampanye merusak semua atribut PPP di Kauman," kata Iriantoko kepada Tempo. Sedangkan di kalangan massa PDIP yang tengah kampanye, ada yang menyebarkan informasi adanya aksi pemukulan yang dilakukan orang-orang GPK atau sayap PPP."Jadinya dua massa memanas dan ketemu di Terminal Ngabean yang jadi pembatas dua kampung," kata Iriantoko.
Dalam kejadian itu, tokoh PDIP Kota Yogya Chang Wendryanto pun yang turun langsung melerai, membantah adanya korban luka dari PDIP yang dikabarkan jadi bulan-bulanan massa GPK. "Setelah kami cek tidak ada di rumah sakit, yang bersangkutan juga sudah ada di rumah, memang terjadi lempar-lemparan batu tapi tak ada korban," kata anggota DPRD Kota Yogya itu.
Chang menduga aksi dua simpatisan yang dikenal sebagai musuh bebuyutan di Yogya ini ada yang sengaja memicu. "Informasi kami, ada orang gonta ganti seragam partai, lalu memicu ricuh dengan merusak atribut PPP," kata dia. (Baca:Tak Percaya Survei, PPP Yakin Lolos ke Senayan )
Kapoltabes Kota Yogya Slamet Santoso menuturkan tak ada korban luka, jiwa ataupun kerusakan fasilitas akibat bentrok itu. Ia pun meminta warga dua kampung basis massa PDIP di Ngampilan dan PPP di Kauman tidak terprovokasi.
"Kami akan jaga 24 jam," kata dia. Hingga pukul 19.00 WIB ini dari lima truk polisi yang awalnya berjaga, tinggal tersisa satu truk dan jalanan simpang padat itu telah dibuka kembali. (Tempo/CAHYOGYA.com)
Berita Dari Kompas
(sumber: http://regional.kompas.com/read/2014/04/05/1916363/Polisi.Bantah.Ada.Korban.Tewas.Saat.Bentrok.di.Yogya.)
(sumber: http://regional.kompas.com/read/2014/04/05/1916363/Polisi.Bantah.Ada.Korban.Tewas.Saat.Bentrok.di.Yogya.)
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polresta Yogyakarta Kombes Slamet Santoso menegaskan, tidak ada korban meninggal dalam aksi bentrok antara simpatisan PDIP dan puluhan orang yang mengenakan jaket hitam di perempatan Ngabean, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta, Sabtu (5/4/2014) sore.
Satu orang yang sempat dikeroyok merupakan korban salah sasaran. "Sudah saya pastikan tidak ada korban meninggal," kata Slamet Santoso.
Kabar korban tewas hanyalah isu belaka. Selain itu, tidak ada bentrok fisik antara dua kubu, selain aksi saling lempar.
"Kondisi sempat memanas karena beredar isu ada korban meninggal dari simpatisan PDIP. Padahal tidak ada korban meninggal," tandasnya lagi.
Ia menuturkan, hanya ada satu korban luka bernama Andi yang berprofesi sebagai pengantar bakpia. Andi adalah korban salah sasaran, sebab saat kejadian korban sedang mengantar bakpia pesanan ke selatan Ngabean, namun dikira simpatisan PDIP.
"Korban salah sasaran, dia (Andi) bermaksud mengantar bakpia, namun dikira simpatisan PDIP. Sekarang Andi dirawat di RS PKU," ujarnya.
Hingga petang ini, beberapa anggota kepolisian dari satuan Sabhara dan Brimob masih tampak berjaga-jaga di sekitar perempatan Ngabean.
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi saling lempar batu antara masa PDIP dan puluhan orang yang mengenakan jaket hitam terjadi di perempatan Ngabean, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta.(KOMPAS/CAHYOGYA.com).
Satu orang yang sempat dikeroyok merupakan korban salah sasaran. "Sudah saya pastikan tidak ada korban meninggal," kata Slamet Santoso.
Kabar korban tewas hanyalah isu belaka. Selain itu, tidak ada bentrok fisik antara dua kubu, selain aksi saling lempar.
"Kondisi sempat memanas karena beredar isu ada korban meninggal dari simpatisan PDIP. Padahal tidak ada korban meninggal," tandasnya lagi.
Ia menuturkan, hanya ada satu korban luka bernama Andi yang berprofesi sebagai pengantar bakpia. Andi adalah korban salah sasaran, sebab saat kejadian korban sedang mengantar bakpia pesanan ke selatan Ngabean, namun dikira simpatisan PDIP.
"Korban salah sasaran, dia (Andi) bermaksud mengantar bakpia, namun dikira simpatisan PDIP. Sekarang Andi dirawat di RS PKU," ujarnya.
Hingga petang ini, beberapa anggota kepolisian dari satuan Sabhara dan Brimob masih tampak berjaga-jaga di sekitar perempatan Ngabean.
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi saling lempar batu antara masa PDIP dan puluhan orang yang mengenakan jaket hitam terjadi di perempatan Ngabean, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta.(KOMPAS/CAHYOGYA.com).
Seperti yang kita ketahui masa PDIP dan PPP merupakan basis masa paling fanatik di Yogyakarta, Ini bisa dilihat di setiap acara yang digelar baik PDIP maupun PPP selalu penuh sesak oleh masa simpatisan partai masing-masing dan seperti yang kita semua khawatirkan bersama-sama ada segelintir orang yang memanfaatkan moment kampanye Nasional PDIP sabtu kemarin sebagai puncak chaos yang mengadu domba ke dua partai dengan menyebarkan Isu negatif seperti berita kematian simpatisan PDIP yang beredar luas di Jejaring social hingga menimbulkan bentrok susulan.
Harapan saya di masa pemilu ini Masyarakat harus cerdas, terutama pemilih muda berbagai doktrin diberikan melalui berita-berita Hoax dan rekayasa untuk menjatuhkan lawan politik mereka, Jangan sampai kita sebagai rakyat menjadi bahan Adu domba mereka. Menjadi simpatisan Partai politik itu boleh, tapi kita harus tau mana berita yang benar mana berita yang sifatnya memprovokasi!
Gambar Palsu yang diklaim sebagai simpatisan PDIP yang tewas dikroyok Masa PPP di Ngabean
Sampai saat ini kejadian ini masih menyisakan tanda tanya besar, siapa sebenarnya penyebar isu provokasi masa di Jejaring social. Pasalnya jika dianalisis lebih dalam lagi ada kejadian unik yang terjadi pasca kejadian.
"Pada saat setelah bentrok pertama masa PDIP Vs PPP di Ngabean, Foto isu korban simpatisan PDIP dengan cepat menyebar melalui Broadcast BBM dan Jejaring social. Padahal tidak ada sumber yang kredibel mengenai korban ini." Kemungkinan ada orang yang dengan sengaja mengedit gambar diatas.
Masyarakat dalam hal ini dituntut harus cerdas dalam menyikapi berbagai Intrik atau isu yang berkembang di masa Pemilu ini. Ini baru awal Pesta Demokrasi kita, mau tidak mau kita harus saling menghargai Partai Politik satu sama lain Karena proses Demokrasi yang baik tidak akan berjalan tanpa adanya wadah aspirasi bagi masyarakat yaitu Partai politik.
"Pada saat setelah bentrok pertama masa PDIP Vs PPP di Ngabean, Foto isu korban simpatisan PDIP dengan cepat menyebar melalui Broadcast BBM dan Jejaring social. Padahal tidak ada sumber yang kredibel mengenai korban ini." Kemungkinan ada orang yang dengan sengaja mengedit gambar diatas.
Masyarakat dalam hal ini dituntut harus cerdas dalam menyikapi berbagai Intrik atau isu yang berkembang di masa Pemilu ini. Ini baru awal Pesta Demokrasi kita, mau tidak mau kita harus saling menghargai Partai Politik satu sama lain Karena proses Demokrasi yang baik tidak akan berjalan tanpa adanya wadah aspirasi bagi masyarakat yaitu Partai politik.


