Hot News Cawapres Jokowi di Pemilu 2014 Akhirnya Terungkap
Table of Contents
CAHYOGYA.COM - Saya membaca detik.com beberapa waktu lalu dengan judul, Isu santer Mega setujui duet Jokowi - JK. Berdasarkan sumber yang didapat detik.com mengatakan bahwa info itu sudah A1 dan dapat dipercaya.
Kemarin memang, Internal PDIP telah mengatakan bahwa cawapres Jokowi telah mengerucut menjadi dua nama, dan di beberapa media massa, mengatakan nama itu adalah Jusuf Kalla (JK) dan Ryamizard Ryacudu (RR).
Saya sendiri, telah menulis beberapa bulan lalu sebelum Pileg, pasangan Jokowi JK, saya yakini adalah pasangan yang dapat memenangkan Pilpres satu putaran, dengan berbagai analisa dan pertimbangan. saya juga mengatakan, bahwa pasangan Jokowi JK adalah pasangan yang dapat menata Indonesia Hebat.
Terlepas pro dan kontra tentang siapa pendamping Jokowi, memang selalu kita temukan ruang untuk berbeda, dengan berbagai alasan dan pertimbangan tentunya. Setiap sudut pandang akan membawa kita ke arah mana kita mendukung seseorang.
Pertimbangan saya yang lain yang belum saya tuliskan di artikel sebelumnya adalah bahwa Indonesia ini membutuhkan pemimpin yang dapat dijadikan teladan, dalam berbagai hal. Dalam kehidupan, dalam berbisnis, dalam bersikap, dalam berpikir dan dalam aspek-aspek kehidupan yang lain.
Jokowi JK saya yakini dapat menjadi teladan bagi rakyat Indonesia dari berbagai aspek kehidupan. Mereka adalah tipe pemimpin yang sukses dalam berbagai aras kehidupan, diantaranya :
Pertama, Jokowi JK adalah pemimpin yang sukses dalam kehidupan rumah tangga, Rakyat harus memiliki teladan di saat marak kawin cerai kita lihat di media media. Keutuhan Pernikahan sangat penting kita teladani, karna bisa berakibat fatal terhadap kontribusi perceraian itu sendiri terhadap perkembangan karakter anak. Keluarga yang bahagia, tentunya dapat dijadikan suri tauladan bagi masyarakat yang butuh contoh. Jokowi JK, bersih dari gosip keretakan rumah tangga, mereka adalah teladan di dalam membina rumah tangga dan membesarkan anak-anak. Ini penting, sebab kita semakin diperhadapkan dengan berbagai permasalahan rumah tangga, pemerkosaan, sodomi, pelecehan seksual, dan permasalahan lainnya.
Jika kita membandingkan dengan Pemimpin yang akan mencalonkan diri sebagai Capres. Maka kita tidak bisa mengambil hikmah keteladanan dari seorang Prabowo Subianto yang telah bercerai dengan istrinya. Idem dengan ARB yang baru-baru ini diterpa issue jalan-jalan dengan artis cantik Marcella dan Adeknya. Kita tidak bisa anggap sepele akan hal-hal seperti ini, sebab pemimpin itu harus dapat diteladani.
Kedua, Jokowi JK adalah pemimpin yang sukses dalam hal ekonomi dan bisnis. Kita tahu Jokowi yang anak pinggir kali sukses dengan usaha mebel nya, JK sukses dengan berbagai macam usahanya terutama di daerah timur Indonesia.
ARB adalah pengusaha sukses, tetapi sepanjang yang kita ikuti banyak perusahaannya yang bermasalah dengan pajak, lumpur lapindo, dll. Prabowo adalah juga pengusaha sukses, tetapi kita juga menemukan ada masalah diperusahaannya PT Kiani Kertas, karyawan tidak digaji beberapa bulan. Sekalipun itu diselesaikan berikutnya, tetapi sebagai pemimpin yang harus kita jadikan teladan. Kita juga tidak boleh dibebani dengan masa lalu mereka yang kurang bagus mengurus perusahaannya. Karena nanti bisa juga digunakan cara yang sama, di dalam mengurus bangsa dan negara yang kita cintai ini.
Tugas kita untuk selalu mengedukasi masyarakat agar cerdas memilih pemimpin di masa yang akan datang, sebab jika kita salah pilih, kita yang jadi korban.
Jika memang benar Jokowi JK telah disetujui Megawati untuk maju menjadi Capres Cawapres, saya hakul yakin, satu putaran menang, dan bukan hanya menang, tetapi Indonesia bisa mereka tata menjadi Indonesia Hebat.
Jokowi-JK di Restui Mega, Kenapa Harus Takut dengan Matahari Kembar?
Namun disisi lain banyak kalangan yang mengkhawatirkan terjadinya matahari kembar ditampuk pimpinan negara ini setelah belajar dari pengalaman saat JK mendampingai SBY di periode dulu.
Model seorang JK memang lincah, cepat mengambil keputusan, enerjik, ceplas ceplos dan merakyat.Selain itu, punya segudang ilmu dan pengalaman di dalam pemerintahan. Hal lain tak kalah menonjolnya adalah kemampuan beliau menyedot perhatian awak media. Pada akhirnya, akan tampak bahwa beliau yang lebih populer daripada presiden sendiri.Secara implisit, semua kemampuan beliau inilah yang diduga akan menyetir danmenenggelamkan figur Jokowi selaku atasan. Menurut penerawangan saya, kesan inilah yang terjadi pada saat JK menjadi wapres yang dahulu membuat SBY gerah.
Gaya kepemimpinan SBY jelas berbeda dengan Jokowi. SBY terbiasa dengan gaya kepemimpinan formal, hirarkis menurut garis komando dan penuh citra bossy. Gaya militer sebagai seorang komandan yang harus lebih menonjol dari anak buah sangat kuat dalam diri SBY. Sepintar dan sehebat apapun anak buah, tak boleh melebihi kepopuleran komandan. Apalagi bila hal itu membuat citra si komandan seolah dibawah anak buah. Gaya SBY sangat kental aura feodalismenya.
Sementara Jokowi lebih egaliter, non-formal, jauh dari gaya Bossy, namun tak kalah lincah dan populer. Selain itu merakyat dan mampu menyedot perhatian awak media.Secara sepintas gaya Jokowi dengan JK banyak kesamaan.
Soal pasangan kepemimpinan, gaya JK juga mirip Ahok. Bahkan Ahok lebih parah lagi, sangat ceplas-ceplos, maunya cepat dan suka marah-marah. Sorot media relatif sama besarnya antara Ahok dan Jokowi. Kalau dilihat dari kacamata feodal, maka Jokowi dan Ahok seperti matahari kembar. Namun apakah hal itu membuat Jokowi merajuk dan kehilangan pamor? Apakah sorot kamera padanya berkurang? Tentu tidak.Bahkan gaya slebor Ahok dan Jokowi menjadi kekuatan yang sangat padu dalam menggebrak tatanan lama dalam membangun Jakarta.
Sosok dan gaya egaliter Jokowi yang kuat dan menonjolinilah yang membuatnya mampu bekerja sama dengan orang populer, lincah, dan segarang Ahok. Jokowi tak mau pusing gaya hirarkis feodal yang menguras energi dan tak penting-penting amat dibandingkan permasalahan utama, yakni :membangun dan mengurus rakyat.Jokowi percaya bahwa masyarakat tidak bodoh yang menilainya kalah dari Ahok. Ibarat tim penyerang sepakbola, duet Jokowi-Ahok adalah double striker yang tangguh dan ditakuti lawan.
Belajar dari kemampuan dan sikap egaliter Jokowi dalam memadukan gaya dalam memimpin, tentu tidak ada yang perlu dikuatirkan dengan JK. Tidak akan ada matahari kembar dimana sang anak buah mengkudeta si boss. Yang terjadi adalah matahai kembar sebagai duet penyerang tangguh yang ditakuti lawan.
Bisa jadi, isu matahari kembar itu hanya isue para lawan, karena ketakutan mereka akan duet striker maut Jokowi-JK dalam pilpres kelak. Isu itu menjadi hantu yang disebar ke masyarakat.
Soal ketakutan matahari kembar ; boss kalah pamor dibanding anak buah sebaiknya dibuang ke laut saja. Sudah bukan jamannya lagi berpikir demikian. Toh, aturan main tugas presiden dan wakil presiden sudah jelas dalam undang-undang. Masak kita tak percaya dengan undang-undang sendiri? JK pun bukan orang yang tak paham itu. Jadi, kenapa harus takut dengan matahari kembar?
Update News By : @N_besar



Post a Comment