Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Care Visit Bloger Jogja Bersama DD di Sentra Batik Tulis Imogiri


CAHYOGYA.COM - Sebagai negara dengan penduduk terbesar ke-3 di dunia yang juga sekaligus sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi zakat yang luar biasa. Namun pada kenyataannya jumlah zakat yang terkumpul di Indonesia setiap tahun masih sangat jauh dari harapan, hal ini salah satunya disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk membayar zakat, yang semakin diperparah dengan masih banyaknya masyarakat dengan penghasilan menengah ke bawah.

Batik tulis imogiri

Padahal dengan berzakat dan berinfaq secara tidak langsung kita juga membantu orang-orang yang ada disekeliling kita agar memiliki kehidupan yang layak, akses kesehatan yang memadai serta pendidikan yang cukup.

Minggu lalu, saya dan beberapa blogger Jogja berkesempatan untuk mendengar dan melihat secara langsung kebermanfaatan dari berbagai program yang dihasilkan dari dana zakat ataupun dana infaq, yang dihimpun dari para donatur lembaga non profit Dompet Dhuafa (DD). Sebelum melihat langsung ke lokasi binaan, kami di perkenalkan terlebih dahulu dengan program-program dari DD, yang menjelaskan pun didatangkan jauh-jauh dari Jakarta.

Bertempat di Local Resto Gejayan, Pak Bambang Suherman selaku Research & Mobilization Director Dompet Dhuafa menjelaskan bagaimana pentingnya peran bloger & media dalam membantu menyebarkan berbagai program yang mereka buat, menurut beliau blogger ibarat ujung tombak yang bisa membantu menyebar luaskan gagasan sehingga bisa diterima oleh masyarakat luas.

Selain merangkul dari kalangan blogger & aktivis social media, Dompet Dhuafa juga selalu mengajak volunteer yang berasal dari berbagai komunitas, salah satu contoh program yang diinisiasi oleh volunteer dari komunitas yaitu program mencuci mukena di masjid sekitar.

Selain sebagai lembaga penyalur zakat, saya sendiri lebih mengenal Dompet Dhuafa melalui program bantuan bencana alamnya, seperti Tsunami di Aceh tahun 2002 atau Gempa bumi di Jogjakarta pada tahun 2006, yang mungkin saja saat itu saya juga menikmati bantuan yang diberikan oleh relawan Dompet Dhuafa.

Sejak beberapa tahun silam selain berfokus pada penyaluran dana zakat, berbagai program kemanusiaan dan bencana alam, Dompet Dhuafa juga memiliki sebuah program yang membantu mengembangkan pemberdayaan usaha mikro kecil & menengah, melalui program ini DD membantu mendampingi serta memasarkan berbagai produk UMKM agar bisa diterima pasar.

Gula semut umkm

Salah satu UKM binaan DD yang ada di Jogja yaitu batik tulis "Berkah Lestari" yang ada di Imogiri Bantul. Anda mungkin sudah familiar dengan beberapa kain batik produksi dari Berkah Lestari ini, karena batik ini juga menjadi salah satu batik langganan Istana Negara. Sebelumnya tidak ada yang menyangka jika di sebuah desa kecil yang berjarak sekitar 15 Kilometer dari kota Jogja ini merupakan salah satu sentra batik yang setiap bulan mampu memproduksi berbagai motif batik tulis halus dengan kualitas ekspor.

Nah, berkat bantuan dari Dompet Dhuafa dan berbagai pihak terkait, saat ini batik tulis berkah lestari bisa dikelola dengan baik dan mampu memasarkan produknya sampai ke luar negeri.

Batik tulis

Untuk melihat secara langsung bagaimana proses pembuatan batik tulis ini, Kami diajak ke lokasi workshop yang ada di Desa Karangkulon, Wukirsari, imogiri, Bantul. ini merupakan pengalaman kedua saya berkunjung ke sentra produksi batik tulis. Ketika sampai di "dapur" saya jadi agak sulit berkonsentrasi, aroma malam cair yang dipanaskan di kompor minyak malah membuat saya teringat masa jaman awal-awal masuk SMA ketika kegiatan ekstrakurikuler membatik. Duh..

Di lokasi worshop sendiri saat itu ada beberapa warga desa yang sedang asik membatik, uniknya para perajin batik tulis disini didominasi oleh kaum wanita yang usianya sudah tidak muda lagi, beberapa diantaranya bahkan sudah aktif membatik dari usia remaja, nggak kebayang sudah berapa ratus meter kain batik yang mereka hasilkan.

Setelah puas melihat proses pembuatan batik tulis, para blogger dan rombongan jurnalis pun diajak untuk praktek membuat batik tulis. Karena keterbatasan waktu dan sebagian baru pertama kalinya belajar membatik, kain yang digunakan pun tidak selebar kain batik pada umumnya.

Belajar membatik memang butuh kesabaran ekstra, terutama dalam menentukan timing yang pas kapan saatnya harus mengisi ulang canting agar cairan malam tidak mengeras di dalam canting. 

Tips lain dari cara membatik yang saya pelajari yaitu cara dan posisi memegang kain yang harus dalam posisi tertentu agar malamnya tidak menetes diluar pola gambar dan mengotori kain, kurang lebihnya seperti itu, kalau penasaran mau coba membatik secara langsung bisa datang ke Desa Karangkulon disana banyak simbah-simbah yang jago batik.

Setelah selesai, batik-batik yang dibuat para blogger dan jurnalis siap masuk ke proses pewarnaan, proses pewarnaan sendiri memakan waktu cukup lama karena harus menunggu sampai kain kering. Sambil menunggu kami beristirahat makan siang di homestay desa setempat dengan sajian makanan rumahan khas pedesaan, ada sayur lodeh dengan ikan asin ada juga sayur asam manis dengan sambal trasi dan tahu bacem.

Disela-sela makan siang, disiapkan juga berbagai macam dolanan tradisional jawa, seperti lomba balap bakiak panjang, bakiak dari batok kelapa serta eggrang yang lumayan susah dimainkan karena pijakannya terlalu tinggi (atau saya yang terlalu pendek, Wkwk..)

Kunjungan di sentra batik tulis Berkah Lestari siang itu ditutup dengan sesi belajar membuat kerajinan dari janur kelapa. Kain hasil belajar membatik yang tadi dibuat sudah selesai diberi pewarna dan siap dibawa pulang sebagai souvenir dari desa Karangkulon sebagai salah satu desa binaan Dompet Dhuafa.



Kamu suka artikel seperti ini? Jika suka silakan klik bagikan pada artikel ini 

CAHYOGYA.COM - Situs Anak Muda Jogja