Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tak Ada Waktu Reguler? Ikut Saja Kelas Kuliah Karyawan di Bandung Berikut Ini



CAHYOGYA.COM - Keinginan melanjutkan studi ke jenjang Perguruan Tinggi tetapi terhalang dengan jam kerja sudah bukan lagi menjadi masalah. Terlebih bagi karyawan instansi/pabrik/toko yang jadwal masuknya tetap dan tidak berubah seperti saya. Kendala tersebut kini bisa disiasati dengan cara mengambil kuliah kelas karyawan yang notabene jadwal kuliahnya bisa diatur sesuai waktu yang ada.


Lebih enaknya lagi, kelas karyawan saat ini sudah lebih fleksibel karena tidak hanya tersedia di malam hari maupun di waktu weekend. Ada banyak instansi yang memberikan kebebasan kepada mahasiswa kelas karyawan untuk memilih waktu sesuai kebutuhan agar tidak mengganggu pekerjaan maupun proses belajar mengajar.

Kuliah kelas karyawan di Bandung misalnya, di Masoem University bisa mengambil kelas sore dan reguler yang tidak jadwalnya tidak jauh berbeda. Biayanya pun cukup terjangkau dengan hanya kisaran Rp4 juta per semester. Itu pun belum termasuk potongan beasiswa mulai dari 10 persen hingga 50 persen dari biaya pendidikan bagi calon mahasiswa berprestasi.

Adapun untuk pilihan jurusan, Masoem University memberikan opsi yang cukup lengkap dan beragam. Salah satu yang paling menarik perhatian saya adalah S1 Pertanian. Bisa dibayangkan bukan bagaimana keseruan belajar jurusan teknologi pangan di Bandung, selain terdapat banyak perkebunan di sekitar Jawa Barat juga memiliki kawasan industri pengolah hasil pertanian yang lumayan banyak.

Selain itu, yang perlu diperhatikan ketika kuliah di Bandung adalah soal kemudahan akses budaya dan keberagaman makanan. Kota yang berada di dataran tinggi ini memang sejak dulu sudah terkenal akan kulinernya yang lezat dan kreatif, kenapa bisa begitu? Bisa jadi iklim sejuk dan keramahan warga lokal menjadi alasannya. Pasalnya, hal yang sama juga bisa ditemukan di Yogyakarta yang terkenal sebagai kota pelajar dengan sejumlah universitas negeri yang bernaung dibawahnya.

Sebagai negara berkembang, pendidikan di Indonesia memang menjadi salah satu pondasi penting yang patut diprioritaskan tanpa perlu dipertanyakan. Namun, pada kenyataannya proses belajar mengajar di negara dengan lebih dari 17 ribu pulau dan 250 juta penduduk ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

Pemerintah dalam beberapa dekade terakhir memang sudah berupaya keras meningkatkan mutu pendidikan lewat batas belajar 12 tahun atau minimal sampai dengan bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Untuk merealisasikan program ini pemerintah bahkan telah menggelontorkan dana ratusan miliar setiap tahun sebagai subsidi dalam bentuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sayangnya, ketika lulus dari jenjang menengah atas atau kejuruan sebagian besar pelajar masih banyak yang terpaksa harus bekerja tanpa terpikirkan untuk meneruskan kejenjang universitas.

Keharusan bekerja ini tentu membuat peluang melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi menjadi semakin kecil, karena tidak ada waktu luang lagi untuk belajar. Kendala ini lah yang kemudian menjadi salah satu penyumbang gap terbesar ketika bicara soal daya beli serta angka pertumbuhan ekonomi yang cenderung stagnan.





Kamu suka artikel di atas? Jika suka silakan klik bagikan pada artikel ini 

CAHYOGYA.COM - Situs Anak Muda Jogja