Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ada yang Berbeda Ketika Aku Kembali ke Jakarta



CAHYOGYA.COM - Ada yang berbeda dari perjalanan saya ke Jakarta kali ini. Bukan untuk menghadiri urusan keluarga atau kepentingan pekerjaan seperti yang selama ini saya tekuni. Melainkan demi mengejar cita-cita menggondol label juara lomba blog yang diadakan oleh Bank Indonesia.


Jakarta memang kerap menjadi tempat menggantungkan cita-cita. Terutama bagi pemuda desa yang datang dari daerah, seperti saya.

Landing via Bandara Halim Perdanakusuma menjadi pembeda pertama. Secara historis, Bandara milik TNI Angkatan Udara ini sebenarnya memang sudah lama mulai melayani penerbangan komersial, tepatnya sejak 10 Januari 2014 silam. Tapi, baru kali ini saya berkesempatan merasakan mendarat di Jakarta selain dari Soetta.

Rasa was-was sempat terlintas, karena pilihan mode transportasi publik yang terbatas. Beruntung saya bertemu Kang Masroer, blogger asal Klaten yang sama-sama ingin menuju ke Hotel Aryaduta.

Transportasi taxi online menjadi pilihan pertama kami. Sayang, setelah mengutak-atik aplikasi selama beberapa menit driver tak kunjung menampakkan diri.

Akhirnya, kami pun sepakat untuk memesan ojek online yang memang banyak mangkal tidak jauh dari lokasi kami berdiri. Ya, setidaknya dengan ini kendala kemacetan Jakarta di sore hari bisa sedikit terkondisi.

Sebagai informasi, tahun ini Bank Indonesia sengaja mengundang 35 finalis lomba blog dari berbagai daerah untuk mengikuti acara ceremony yang digelar mulai tanggal 16-17 Januari.

Rencananya, dalam event bertajuk Netizen Festival (Netifest) 2020 ini para blogger akan diajak untuk lebih mengenal seputar bank central dan QR Code guna mengakomodir kebutuhan harian. Selama perjalanan saya banyak bergumam, tak sabar rasanya untuk segera sampai tujuan.

Dengan diwarnai hujan klakson di sana-sini, perjalanan sejauh 15 kilometer dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Hotel di kawasan Gambir pun berhasil saya lalui tanpa kendala berarti.

Sebelum sampai hotel tak lupa saya sempatkan untuk mengabadikan momen sunset di area Tugu Tani. Patung perunggu yang menampilkan sosok pria dan wanita sebagai simbol ideologi tersebut masih tampak gagah berdiri meski usia bangunannya sudah tidak muda lagi.


Inilah perjalanan saya ke Jakarta yang berbeda dari biasanya. Kali ini tidak ada jemputan dari keluarga ataupun rekan kerja.

Namun, saya sangat menikmati setiap detik dalam perjalanan kali ini, karena saya tau, tidak setiap waktu bisa bertemu dengan teman-teman baru yang sebelumnya hanya bisa berinteraksi lewat sosial media.



Kamu suka artikel di atas? Jika suka silakan klik bagikan pada artikel ini 

CAHYOGYA.COM - Situs Anak Muda Jogja