4 Ciri Multiple Identity Disorder dan Cara Penanganannya
CAHYOGYA.COM - Multiple Identity Disorder atau gangguan kepribadian ganda merupakan salah satu masalah kesehatan mental dimana penderitanya akan mempunyai beberapa kepribadian berbeda di dalam dirinya. Umumnya, gangguan ini dikarenakan kejadian-kejadian traumatis yang mana dialami dalam masa kecil penderita tersebut, contohnya kekerasan fisik dan kekerasan seksual. Agar lebih tahu tentang gangguan kesehatan ini, yuk kita simak ulasan lengkapnya.
Ciri Seseorang Menderita Multiple Identity Disorder
Ketika seseorang memiliki lebih dari satu kepribadian di dalam tubuhnya, maka seseorang itu bisa dikatakan menderita Multiple Identity Disorder alias kepribadian ganda. Banyak orang awam yang keliru mengenali penyakit ini dengan Skizofrenia. Padahal jelas, keduanya sangat berbeda dan gejalanya pun juga berbeda meski keduanya dapat mengarah ke tindakan bunuh diri. Jika penderita skizofrenia mengalami halusinasi dimana mereka melihat dan mendengar hal-hal yang tidak dialami orang normal, maka penderita Multiple Identity Disorder tidak mengalami halusinasi tersebut. Mereka hanya mengalami perubahan jati diri di dalam tubuh mereka yang mana antara satu kepribadian dengan kepribadian lainnya memiliki nama, umur, sifat, hingga jenis kelamin dan kisah hidup yang bisa saja berbeda.
Adapun penyebab gangguan kesehatan mental ini belum diketahui secara pasti, namun ada penelitian dimana penderita Identity Disorder ini 90% mengalami apa yang namanya kejadian traumatis di masa kecil. Hal ini terjadi karena anak-anak adalah sosok yang masih rentan terhadap segala tindak kejahatan dimana mereka belum mampu membela diri. Inilah mengapa penganiayaan, pelecehan, dan kekerasan emosional yang berulang berbahaya.
Untuk tahu bahwa seseorang menderita Multiple Identity Disorder, dibutuhkan pengamatan yang cukup lama. Pasalnya, tanda-tanda datangnya gangguan ini juga bisa disalah artikan sebagai tanda penyakit mental lainnya. Adapun beberapa gejala dari penderita ini adalah :
1. Dua atau Lebih Kepribadian dalam Satu Tubuh
Ketika seseorang individu memiliki dua identitas di dalam dirinya, maka dia sudah bisa dikatakan sebagai penderita Identity Disorder. Kepribadian ini akan saling bertolak belakang dimana kepribadian utama adalah kepribadian yang ada sejak lahir dan cenderung depresi, marah, serta cemas, sedangkan kepribadian yang muncul belakangan adalah kepribadian yang lebih kuat yang diciptakan akibat adanya trauma.
2. Perubahan Perilaku yang Tidak Normal
Mereka yang menderita gangguan ini juga bisa berbuat hal-hal di luar batas kewajarannya. Misalnya saja menyakiti diri, tindak kekerasan, hingga bunuh diri.
3. Amnesia
Terkadang, ketika terjadi switch antara satu kepribadian dengan kepribadian lainnya, maka seringkali penderita akan mengalami amnesia. Hal ini karena kepribadian utama berada dalam jiwa yang terpisah dan otak mereka tidak bisa merekam apa yang telah dilakukan kepribadian lainnya.
4. Sakit Fisik
Tidak hanya sakit secara emosi, penderita juga akan sering merasa sakit secara fisik. Sebut saja gangguan makan, gangguan suasana hati, hingga insomnia, serangan panik, dan fobia.
Cara Menangani Multiple Identity Disorder
Sampai saat ini, belum ada metode penanganan khusus untuk menyembuhkan orang dari kepribadian ganda. Biasanya, mereka yang sembuh adalah dari hasil terapi yang panjang dan konsisten.
Psikoterapi sendiri berguna untuk menyembuhkan luka trauma sebelum membentuk ulang kepribadian yang berbeda-beda untuk bisa menyatukan semuanya. Selain itu, pemberian obat juga dinilai mampu meredam munculnya gejala perubahan kepribadian. Sebut saja obat antidepresan dan obat penenang.
Nah, ketika Anda merasa bahwa Anda atau orang terdekat mengalami beberapa gejala di atas, maka Anda tidak perlu panik. Pertama, buka saja aplikasi Halodoc. Disana, kita bisa berkonsultasi dengan dokter-dokter berbagai spesialis. Selain itu, Anda juga bisa membaca berbagai macam artikel terkait Multiple Identity Disorder yang diposting disana.
Demikian ulasan mengenai gangguan kesehatan mental Multiple Identity Disorder. Semoga bermanfaat.
Kamu suka artikel di atas? Jika suka silakan klik bagikan pada artikel ini
