Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Hasil Pilpres 2014
Table of Contents
CAHYOGYA.COM - Media berita Aneka Tips dan Pengetahuan baru Terlengkap. Dengan keunggulan dan kekurangan masing-masing, rakyat akan memilih pasangan capres cawapres Jokowi JK atau Prabowo Hatta pada pilpres 2014. Banyak faktor yang dapat melatar belakangi keterpilihan pasangan capres. Karena bukan menganut azas dinasti, presiden tidak ditentukan berdasarkan silsilah atau garis keturunan.
Sifat kepemimpinan seseorang tidak ditentukan berdasarkan SARA maupun silsilah atau latar belakang keluarganya. Napoleon dan Suharto merupakan contoh pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat bukan karena faktor latar belakang keluarga. Lihat disini
Untuk memenangkan pilpres, disamping capres secara personil harus memenangkan suara rakyat pemilih diperlukan juga kerja keras timses capres. Rakyat pemilih akan menentukan pilihan berdasarkan informasi dan isu yang berkembang mengenai capres serta harapannya pada pemimpin dan pemerintahan yang akan dibentuk. Sedangkan bagi rakyat pemilih yang tidak atau kurang memiliki informasi, tim pendukung capres dapat menggunakan kekuatan udara dan darat untuk melakukan sosialisasi dan mempengaruhi pilihan rakyat pemilih.
Faktor yang berpengaruh pada peluang keterpilihan Jokowi dan Prabowo berdasarkan informasi dan isu yang berkembang:
1) Kepemimpinan dalam keluarga
Kepemimpinan Jokowi dalam unit organisasi terkecil yaitu dalam keluarga relatif memiliki nilai lebih positif. Keluarga Jokowi masih rukun dan anak-anaknya yang rindu (curhatan anak via facebook) dengan orang tuanya menunjukkan Jokowi berhasil sebagai pemimpin keluarga yang mengayomi. Sebaliknya, Prabowo kurang berhasil dalam memimpin keluarga karena pada kenyataannya Prabowo tidak dapat mempertahankan keutuhan rumah tangganya.
2) Kepemimpinan dalam usaha yang dijalani
Perusahaan Jokowi relatif sepi dari isu negatif dibandingkan dengan isu perusahaan Prabowo yang merumahkan karyawannya dan pernah terancam pailit.
3) Kepemimpinan dalam pemerintahan
Karir kepemimpinan Jokowi dalam pemerintahan menunjukkan peningkatan dari walikota Surakarta selama 7 tahun kemudian menjadi gubernur DKI yang memimpin lebih dari 10 juta jiwa (data BPS tahun 2011). Sebaliknya, Prabowo belum pernah memimpin pemerintahan dan karir militernya berakhir dengan diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun setelah menjalani persidangan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) terkait adanya kasus.
4) Sikap capres menghadapi isu yang berkembang
Jokowi telah berhasil meningkatkan APBD DKI sebesar 43,7% dari Rp50,1 trilyun pada tahun 2013 menjadi Rp72 trilyun pada tahun 2014. Terkait dengan isu kasus pengadaan bis Transjakarta pada APBD 2013, Jokowi menyatakan siap diperiksa. Sikap Jokowi yang menyatakan siap untuk diperiksa menunjukkan Jokowi taat hukum. Sebaliknya Prabowo tidak memenuhi panggilan Komnas HAM terkait dengan kasus pelanggaran HAM.
Faktor yang berpengaruh pada peluang keterpilihan Jokowi dan Prabowo berdasarkan ketegasan pemimpin dan kabinet yang akan terbentuk
1) Ketegasan pemimpin
Karakter Jokowi kalem dan menonjol dalam hal berkomunikasi, baik dengan masyarakat umum maupun dengan tokoh masyarakat. Walaupun begitu, Jokowi mampu menyelesaikan masalah makam mbah Priuk, Waduk Pluit dan lainnya. Sebaliknya, Prabowo dengan latar belakang militer yang kemudian diberhentikan dari dinas militer memiliki karakter tegas atau keras. Pemimpin yang keras selain membuat segan negara atau pihak lain juga dapat menjadi momok bagi yang dipimpin (ingat pada era presiden Suharto).
Jika dalam suatu rumah tangga seorang ayah terlalu keras terhadap anak laki-lakinya dapat menimbulkan jarak dan ketakutan anak pada ayahnya serta dapat mempengaruhi pertumbuhan kejiwaan anaknya.
2) Kabinet yang akan terbentuk
Kabinet yang disusun Prabowo sudah jelas akan banyak diisi oleh elit parpol sesuai kesepakatan Prabowo dengan pimpinan partai pendukungnya. Abu Rizal Bakrie, Surya Darma Ali, Harry Tanoe dan elit partai pendukung lainnya sudah dijanjikan dan sangat mungkin akan menjadi menteri (menteri utama?) pada kabinet Prabowo jika terpilih. Sebaliknya, Jokowi menyatakan tidak ada pembagian jatah kursi menteri. Menteri akan ditentukan berdasarkan fit and proper test walau hasil akhirnya belum tentu akan dapat memuaskan semua pihak (fit and proper test bukan alat pemuas).
Faktor yang berpengaruh pada peluang keterpilihan Jokowi dan Prabowo berdasarkan daya upaya timses capres
1) Kekuatan udara dan darat
Pemilih pilpres relatif kurang memiliki pengetahuan atau informasi dibandingkan pemilih DKI. Terhadap pemilih yang kurang memiliki informasi, kekuatan udara dan darat menjadi nilai positif capres menjual mimpi-mimpinya yang tertuang dalam visi dan misi. Mimpi-mimpi yang indah akan dapat membuai pemilih yang kurang informasi. Timses Jokowi dan Prabowo harus memaksimalkan kekuatan udara dan darat dalam melakukan sosialisasi visi, misi, rekam jejak dan menangkal isu negatif untuk dapat memenangkan suara rakyat pemilih yang kurang memiliki informasi.
2) Saksi pilpres
Berbeda dengan pilgub DKI, wilayah pilpres yang luas memerlukan lebih banyak saksi. Dengan parpol pendukung yang lebih banyak, kader parpol pendukung menjadi nilai positif sebagai saksi pilpres. Akan menjadi faktor yang menguntungkan jika memiliki kader dan sukarelawan yang cukup di setiap TPS. Saksi pilpres merupakan jaminan keamanan suara yang diberikan rakyat tidak hilang atau pindah.
Percuma capres memiliki banyak faktor positif jika tidak memiliki saksi di setiap TPS.
Selain faktor di atas, perlu diwaspadai adanya kecurangan melalui money politic yang dapat berpengaruh dalam perolehan suara seperti halnya pada pemilihan legislatif.
Siapakah presiden Indonesia terpilih untuk periode 2014-2019? Kita nantikan saja pilihan rakyat melalui hitung cepat tanggal 9 Juli dan hasil penetapan pilpres KPU.
Update News By : @N_besar



Post a Comment