Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mimpi Prabowo Sandi Untuk Menghapus Ujian Nasional



CAHYOGYA.COM - Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Sandi ungkap program kerjanya yang akan menghapuskan Ujian Nasional di debat cawapres pilpres 2019. Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno menyatakan bahwa Prabowo Sandi akan menghapus Ujian Nasional (UN) jika ia dan Prabowo Subianto terpilih dalam Pilpres 2019.


Tanpa menjelaskan alasan di balik gagasan yang ia kemukakan tersebut, Sandi menawarkan program penelusuran minat dan bakat sebagai pengganti Ujian Nasional. Namun seperti yang diketahui, bahwa sejak dahulu Ujian Nasional selalu menjadi perdebatan publik. Wacana penghapusan UN sejak dahulu sudah banyak dibicarakan dan menjadi isu di dunia pendidikan di Indonesia. Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dianggap tidak mencerminkan kualitas pendidikan, bahkan Ujian Nasional disebut sebagai pemicu kecurangan, karena seperti yang kita ketahui bahwa kecurangan selalu ditemui saat pelaksanaan Ujian Nasional di beberapa sekolah. Sebab sekolah dan dinas pendidikan menjadikan nilai baik di UN sebagai pengakuan dari kualitas pendidikan. Dan nilai UN juga menjadi tolak ukur siswa dalam kelulusan pendidikannya.

Wacana penghapusan UN pun sempat mengemuka di publik saat diajukan oleh Mendikbud Muhadjir Effendy. Namun wacana tersebut menguap karena pemerintah belum menyetujui penghapusan Ujian Nasional sebagai syarat siswa lulus sekolah.

Hal ini sampai pada pernyataan pengamat pendidikan Mohammad Abduhzen, yang menilai gagasan Prabowo Sandi sebagai prasyarat memajukan kualitas pendidikan Indonesia.

"Negara-negara yang baik pendidikannya seperti di negara Singapura telah merespons perkembangan terutama dalam menyongsong revolusi industri 4.0 dengan menghapus ujian nasional," ujar Abduhzen dalam wawancaranya pada Minggu, 17 Maret 2019.

Abduhzen menyebut penyelenggaraan Ujian Nasional di Indonesia selama ini kontraproduktif. Pasalnya dengan pelaksanaan ujian tersebut tidak mampu meningkatkan mutu pendidikan dan malah menanamkan mentalitas curang kepada setiap siswa. Bahkan bukan hanya siswanya saja, bisa juga kecurangan dilakukan oleh sekolahnya sendiri.

Dia menyarankan kalau UN diganti seperti model pembelajaran dan penilaian portofolio di Singapura. Cara tersebut menggambarkan sekolah dan guru melakukan penilaian dan bimbingan secara personal dari awal masa pendidikan. Sehingga saat akhir masa pendidikan, tidak diperlukan lagi ujian akhir.

"Sesuai dengan teori multiple intelligences atau (kecerdasan majemuk) di mana masing-masing anak memiliki kecerdasan mereka yang beragam. Oleh sebab itu guru dan sekolah wajib mengenali atau menelusuri setiap potensi dari murid untuk dikembangkan secara optimal," jelas Abduhzen.

Tentu pernyataan mimpi dari pasangan capres dan cawapres Prabowo Sandi ini mengundang banyak pengamat pendidikan dalam menanggapi penghapusan Ujian Nasional. Sementara dihubungi terpisah, pengamat pendidikan Asosiasi Sekolah Rumah & Pendidikan Alternatif (Asah Pena) Budi Trikoryanto mengaku bahwa ia tidak setuju soal penghapusan UN.

Ujian Nasional, meski penyelenggaraannya masih bobrok, masih diperlukan untuk evaluasi bagi pendidikan Indonesia. Hal yang harus dilakukan adalah pembenahan penerapan sistem dalam pelaksanaan ujian akhir tersebut.

"UN perlu dipertahankan untuk potret real pendidikan. Penelusuran minat dan bakat itu untuk memulai program pendidikan bagi seorang anak, bukan untuk evaluasi akhir," ujar Budi.

Abduhzen menyampaikan jika pun UN harus teteap dipertahankan, tidak untuk digelar setiap tahun ajaran. UN hanya untuk evaluasi penyelenggaraan dari pendidikan.

"UN sebagai upaya pengendalian dan pemetaan mutu tetap diperlukan misalnya pelaksanannya tiga atau empat tahun sekali. Peningkatan kualitas proses pembelajaran di mana kuncinya adalah perbaikan mutu dari setiap guru," ucap Abduhzen. Tentunya bagi setiap masyarakat, memang ada yang setuju dan tidak setuju. Dengan berbagai macam opini masyarakat, pemerintah perlu mengkaji ulang sistem Ujian Nasional di Indonesia.


Kamu suka artikel di atas? Jika suka silakan klik bagikan pada artikel ini 

CAHYOGYA.COM - Situs Anak Muda Jogja