Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fakta Unik Sate Klatak Jogja, Sate Dengan Tusuk Jeruji Besi

Fakta Tentang Sate Klathak Jogja, Sate Dengan Jeruji Besi

CAHYOGYA.COM - Apa itu Sate Klathak / Klatak? Pernahkah anda mendengar sate klatak kuliner khas JogjaSate Klatak khas Jogja ini adalah suatu hidangan kuliner yang tidak seperti sate pada umumnya. Sate kambing yang hanya terdiri dari dua tusuk sate per porsi dan disajikan dengan tusuk dari jeruji besi.



Sate Klatak, Icon Baru Kuliner Jogja



“Ke Jogja, jangan lupa Nglathak ya…” kira-kira seperti itulah kalimat yang sering kita dengar dari rekan atau keluarga kita sekarang ini. Gudeg boleh dibilang telah tergusur atau tersaingi oleh kegarangan Sate Klatak ini. Namun sifatnya hanyalah saling melengkapi saja. Sate Klatak cocok untuk kuliner yang ingin disantap langsung, Sedangkan gudeg sendiri agak bergeser menjadi oleh-oleh karena tahan lama. Entah sampai kapan fenomena ini akan berlangsung faktanya setelah hampir 8 tahun booming kini kuliner Sate Klathak tetap eksis di Jogja dan terus berkembang.

Sebagai bukti kegarangan sate klathak khas Jogja ini, beberapa warung sate klathak kini mulai bermunculan dan ramai pengunjung. Uniknya Sate Klathak ini hanya bisa bertahan dan berkembang di kawasan Jejeran, Imogiri, Bantul. Satu dua warung mencoba berdiri di Kota Jogja namun nampaknya tidak bisa berkembang baik. Kenapa bisa begitu? nanti akan saya ceritakan  dalam artikel "Fakta Tentang Sate Klathak Jogja, Sate Dengan Jeruji Besi" dibawah ini, yang akan membahas mengenai berbagai keunikan Sate Klathak khas Jogja ini.



Sate Klatak terkenal di kalangan para pelancong dan pemburu kuliner di Indonesia, namun di Jogja sendiri justru kuliner ini baru booming beberapa tahun belakangan. Bahkan sebagian warga Jogja termasuk saya sendiri pertama kali mengenal  istilah Sate Klathak justru melalui TV di acara kuliner fenomenal yang dipandu Pak Bondan “Maknyus” beberapa tahun yang lalu.


Ketika pertama kali mencoba dan tiba saatnya disajikan menu Sate Klathak beragam rasa berkecamuk. Awalnya anda akan bertanya kenapa cuma 2 tusuk setiap porsinya, ngirit benar?. Selanjutnya muncul rasa aneh dan lucu melihat tusuk yang digunakan menggunakan jeruji besi. Ya, fenomena ini tidak akan anda temukan di tempat lain selain di Jogja. Rasa bingung kembali membuncah menyaksikan warna sate yang masih agak putih seperti belum matang. Nah, seperti dugaan begitu menggigit sate yang ada hanya rasa asin dan sedikit gurih.

Sate klatak ini sangat khas, potongan daging kambing yang cukup besar dan tusuk satenya dari jeruji besi sepeda. Dan rasanya gurih dan disajikan tanpa sambal kecap. Beda dengan menu sate kambing pada umumnya.


Dalam satu porsi terdiri dari dua tusuk saja, tetapi selain potongan dagingnya cukup besar, dalam satu tusuk isinya juga lumayan banyak. Hmm... enak nih sate klataknya, daging empuk dan terasa sedikit garing. Kita juga diberi satu piring kuah gule sebagai tambahan. Tapi kalau Anda mau pakai sambal kecap, tinggal minta saja sama penjualnya, nanti disediakan.

Kawasan / lokasi kuliner Sate Klatak ini berada sekitar 30 Km dari pusat kota Yogyakarta, bisa ditempuh kira-kira dalam waktu setengah jam. Daerahnya bernama Kampung Jejeran, dikawasan ini banyak sekali berdiri warung-warung yang menyediakan sate klatak.

Seiring dengan berjalannya waktu, kuliner Sate Klathak semakin populer. Apalagi dengan semakin merajainya media sosial di negeri ini. Hampir setiap kenalan atau keluarga dari luar kota bercerita tentang rasa penasarannya dengan Sate Klatak. Beberapa kali saya berkesempatan memenuhi ajakan teman yang berkunjung ke jogja untuk kesana.

Lantaran keunikan bentuk, tempat, dan juga rasanya, Sate Klatak sering menjadi tempat singgah para seniman Yogyakarta untuk menghabiskan sisa malam. Salah satu seniman yang sering berkunjung adalah Butet Kertaradjasa. Selain seniman lokal, artis ibukota pun ada yang menyukai Sate Klatak, semisal Dian Sastro dan Rieke Dyah Pitaloka.

Dahulu orang luar pasti setiap melihat dan mendengar Jogja lekat dengan kuliner gudeg. Kini gudeg masih tetap eksis, namun kehadiran Sate Klathak cukup mampu merebut hati pengunjung Jogja. Saya amati penikmat sate klathak ini bervariasi dan lengkap dari segi umur, gender, profesi, asal, dan lainnya. Kampung Jejeran di Jalan Imogiri berubah ramai menjadi sentra kuliner Sate Klathak. Uniknya Sate Klathak ini hanya bisa bertahan dan berkembang disana. Satu dua warung mencoba berdiri di Kota Jogja namun nampaknya tidak bisa berkembang baik.

Konon, mulai ada di daerah lain yang mencoba peruntungan membuka kuliner Sate Klathak ini ,tetapi hasilnya belum bisa dinilai. Apapun itu, Sate Klathak sukses menjelma jadi ikon kuliner baru Jogja dan semakin melengkapi keistimewaan kuliner Jogja. Silakan bagi yang belum mencicipi untuk mencobanya. Bagi yang sudah, apapun komentarnya terima kasih sudah ikut menggerakkan ekonomi rakyat Jogja. Saya menyaksikan beberapa kali event-event nasional di Jakarta bahkan rela memboyong penjual Sate Klathak komplit dengan tim dan peralatannya menjajakan kuliner khusus ini. Jogja selain terkenal sebagai Kota Gudeg, kini bertambah sebutannya dengan Kota Klathak.




Update News By : Andy2dsd



Incoming search terms:

  • warung sate klatak di jogja
  • resep sate klatak jogja

Post a Comment for "Fakta Unik Sate Klatak Jogja, Sate Dengan Tusuk Jeruji Besi"